139 Wisudawan Fakultas Syariah Ikuti Prosesi Wisuda Secara Drive Thru

FASYA-Rabu (04/11/2020) Institut Agama Islam Negeri Surakarta mengadakan Sidang Senat Terbuka Wisuda Sarjana dan Magister Ke-45 Tahun 2020 di Gedung Graha. Wisuda kali ini mengambil tema “Peluang dan Tantangan IAIN Surakarta: Menyongsong Alih Status ke UIN Raden Mas Said Surakarta”.

Prosesi wisuda ke-45 ini sama dengan periode sebelumnya, yakni sistem drive thru dengan protokol kesehatan untuk seluruh wisudawan. Panitia juga memfasilitasi secara daring melalui aplikasi zoom meetings dan live streaming pada saat prosesi wisuda untuk para wisudawan yang berada dikendaraan juga untuk para keluarga yang ingin menyaksikan prosesi wisuda.


Wakil rektor I Bidang Akademikdan Pengembangan Lembaga, Dr. Imam Makruf, M.Pd. dalam laporannya mengatakan, “Wisuda Ke-45 ini diikuti oleh 563 wisudawan, 22 wisudawan magister dan 541 wisudawan sarjana.”

Sementara Fakultas Syariah meluluskan 139 wisudawan, yang terdiri dari 73 wisudawan Prodi Hukum Ekonomi Syariah (HES), 35 wisudawan Prodi Hukum Keluarga Islam (HKI), 25 wisudawan Hukum Pidana Islam (HPI), dan 6 wisudawan Prodi Manajemen Zakat dan Wakaf (MAZAWA).

Lebih lanjut, Imam Makruf juga menyampaikan, “Ada 280 mahasiswa Cumlaude, dan Tahfidz 30 Juz sejumlah 3 wisudawan.” Mahasiswa asal Pendidikan Bahasa Inggris menjadi Wisudawan terbaik dengan IPK 3.87, disusul mahasiswa Prodi Hukum Ekonomi Syariah dengan IPK 3.79 atas nama Ida Rita Susanti.

Dari Prodi Hukum Keluarga Islam, Indarka Putra Pratama menjadi wisudawan terbaik prodi dengan IPK 3.72, Indah Novita Sari menjadi wisudawan Terbaik Prodi Hukum Pidana Islam dengan IPK 3.68 dan Leny Agustin menjadi wisudawan terbaik Prodi Manajemen Zakat dan Wakaf dengan IPK 3.74.


Rektor IAIN Surakarta, Prof. Dr. Mudhofir Abdullah, M.Pd. dalam pidatonya menyampaikan tentang alih status IAIN Surakarta menjadi UIN Raden Mas Said Surakarta. “Alih status bukan hanya sekedar perubahan secara kelembagaan, melainkan perubahan mandat dan perubahan untuk menyiapkan lulusan-lulusan yang siap bersaing di era revolusi industri ini,” ucapnya.

Perubahan IAIN ke UIN akan menambah Prodi-prodi baru, sehingga menambah pula peluang untuk berkontribusi lebih kepada negara. Disamping itu, perubahan alih status ini selain merubah visi dan misi, juga harus mengembangkan studi Islam secara integratif-interkonektif.


Menteri Agama juga selalu mengingatkan, IAIN ke UIN bukan hanya sekedar perubahan secara fisik, tetapi juga menyiapkan lulusan yang dapat bersaing di dunia internasional juga memberikan kompetensi yang bermutu. Perubahan IAIN ke UIN merupakan berkah, namun juga menjadikan suatu tantangan dan harus segera menyiapkan perangkat-perangkat, sumber daya yang visioner.

Selain itu, Rektor juga menyinggung terkait generasi Emas 2045. Lembaga pendidikan menjadi kawah Candradimuka untuk menyiapkan generasi emas tersebut seperti apa yang dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.


Sebagai penutup, Rektor menyampaikan selamat kepada para wisudawan, “semoga bisa mengambil bagian dalam pembangunan bangsa ini. Semoga para wisudawan dimudahkan dalam jalan dan jodohnya, bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.”

Usai Pidato dari Rektor IAIN Surakarta, prosesi pemindahan kucir dilakukan, mulai dari para wisudawan terbaik tiap prodi dan tahfidz, dilanjutkan para wisudawan lainnya secara drive thru di depan gedung Graha IAIN Surakarta. (afz/Ed.dw)

Bagikan

Berita Terbaru

Berita Terkait

FasyaTV