FASYA-Sabtu, (11/03/2023) usai sudah tugas saya menjadi Mahasiswa di UIN Raden Mas Said Surakarta. Alhamdulillah atas izin Allah, saya menjadi lulusan terbaik di Fakultas Syariah dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,72 masa studi 3 tahun 10 bulan. Suatu pencapaian yang tak pernah terbayangkan dan terlupakan dalam hidup saya bisa menjadi lulusan terbaik.
Saya adalah mahasiswa asal Purworejo. Sejak kecil saya tinggal bersama nenek dan kakak perempuan saya di kampung, sedangkan ibu saya adalah single parent yang bekerja sebagai buruh harian lepas yang merantau kesana-kemari untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Bahkan waktu saya SD sampai SMP beliau rela menjadi TKI di Arab Saudi.
Meskipun dari background keluarga yang tidak berpendidikan tinggi, tetapi ibu dan nenek saya tidak pernah menghalangi niat saya serta kakak saya untuk melanjutkan kuliah, apalagi ibu saya. Bahkan ketika saya menyampaikan niat saya untuk berkuliah beliau mengizinkan dan bilang “Iya silahkan kalau mau daftar kuliah nanti biaya mah gampang mama yang nyari.” Alih-alih menolak karena bertambahnya beban biaya, beliau malah mendukung keinginan saya. Padahal waktu itu beliau juga masih membiayai kakak yang sedang berkuliah juga.
Ibu saya adalah wanita yang kuat beliau tidak pernah menampakan sedikitpun kesedihannya dan lelahnya mencari uang, beliau selalu tersenyum dan ketika ditanya “mamak capek gak nyari uang buat biaya anak mamak kuliah?” beliau menjawab “kalau capek istirahat, tapi mama seneng bisa melihat anak-anak mama pinter sekolahnya, belajar yang rajin ya!, mama doakan semoga anak-anak mama sukses dan berhasil”. Begitulah ibu saya yang tak pernah mengeluh dan selalu berdoa untuk keberhasilan anaknya.
Ada satu momen yang sangat mengiris hati saya, yaitu momen ketika menyaksikan diwisudanya kakak saya dari kampus di Bogor dengan predikat Cumlaude. Disitu ibu saya menangis tersedu-sedu memeluk kakak saya. Saya yakin beliau menangis karena bangga akan pencapaian kakak waktu itu. Saya berharap suatu saat nanti ibu saya pun akan bangga dengan pencapaian dan prestasi saya. Inilah yang membuat saya kuat dan semangat dalam belajar meraih gelar sarjana.
Tidak mudah bagi saya, yang mana berangkat dari lulusan SMA Negeri beradaptasi dengan mata kuliah yang mayoritas bernuansa islami di UIN Raden Mas Surakarta, kiat-kiat yang saya lakukan adalah: Pertama, alih alih ingin meringankan beban ibu saya, mengantarkan saya memilih Pesantren Mahasiswa Munawir Sjadzali Fakultas Syariah untuk tempat tinggal dan belajar. Yang mana di tempat ini tidak ada beban biaya sama sekali malah saya bisa mengikuti program-program pembelajaran yang sangat bermanfaat seperti: belajar kepenulisan, belajar bahasa inggris dan belajar tahsin. Dan pembelajaran ini diadakan ba’da maghrib, isya, dan subuh yang secara langsung mendatangkan dosen dari Fakultas Syariah. Alhamdulillah berkat program tersebut sedikit membantu saya beradaptasi dengan mata kuliah di UIN Raden Mas Said Surakarta. Kedua, setelah habis masa di Pesma akhirnya saya memilih Pondok Pesantren Mahasiswa Darussalam sebagai tempat tinggal dan belajar. Di tempat inilah saya belajar lebih mendetail, dan banyak sekali membantu saya mengikuti mata kuliah di UIN Raden Mas Said Surakarta utamanya terkait Fikih.
Beda halnya dengan di Pesma yang tidak ada beban biaya, di pondok Darussalam ada biaya yang harus dibayarkan, karena memang pondok ini bukan bagian dari UIN Raden Mas Said. Bahkan untuk membantu ibu saya membiayainya, saya pernah bekerja “madahi lemah” (selama libur semester) di sawah untuk bibit dengan gaji kurang lebihnya Rp. 28.000 per 1000 plastiknya. Alhamdulillah selama 2 bulan saya bekerja, bisa membantu setengah biaya uang masuk pondok.
Saya sangat bersyukur selama menjadi mahasiswa di UIN Raden Mas Said Surakarta, saya merasa Allah mudahkan semuanya. Pada semester 2 dan 3, alhamdulillah saya mendapatkan beasiswa Lazis Fakultas Syariah, sedangkan semester 6 dan 7, Alhamdulillah saya mendapatkan beasiswa Bank Indonesia.
Kiat menjadi mahasiswa terbaik untuk teman-teman dan adik tingkat: Pertama, niatkanlah menuntut ilmu sebagai jalan kita berbakti kepada orang tua “Birrul Walidain”. Kunci sukses nya seorang anak adalah pada ridha orang tua. Maka mintalah doa restu orang tua dalam setiap hal positif yang dilakukan. Semoga Allah meridhai jalan kita dalam menuntut ilmu. Kedua, orang tua kedua sebagai mahasiswa adalah para dosen. Maka hargailah dan hormatilah beliau-beliau yang sudah memberikan ilmu, pengetahuan dan pengalaman yang tak terkira untuk kita. (Anita Puspitasari/Ed.afz/SINPUH)