Bedah Buku 300 Hari di Bumi Syam: DEMA Fakultas Syariah Undang Sang Returnis ISIS

FASYA-Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Syariah IAIN Surakarta menggelar Bedah Buku “300 Hari di Bumi Syam” di Gedung Fakultas Syariah, pada Jum’at (27/11/2020) kemarin. Acara tersebut dimeriahkan oleh sekitar 110 mahasiswa IAIN Surakarta.

Bedah buku ini menghadirkan penulis buku yang sekaligus mantan pengikut ISIS, Febri Ramdani serta Reviewer Jurnal Sosiologi UIN Sunan Kalijaga M. Mujibuddin SM, M.Ag sebagai pembanding. Dalam acara ini, Wakil Dekan III Fakultas Syariah IAIN Surakarta Dr. Aris Widodo, MA. hadir sebagai keynote speaker.

Acara bedah buku yang dimoderatori oleh Erwan Haryadi, Kordinator Divisi PARB DEMA Fakultas Syariah ini berlangsung pukul 13.30 hingga selesai pukul 16.30 WIB. Dimulai dengan sambutan oleh ketua panitia dan dan secara simbolis dibuka oleh Ketua DEMA Fakultas Syariah, Rinaldy Assidiqi.


Dalam sambutannya, Ketua DEMA Fakultas Syariah menyampaikan terima kasih kepada Penerbit Milenia atas kerjasama yang terjalin sehingga dapat terselenggara acara tersebut. Selain itu beliau mengingatkan untuk tetap semangat dalam belajar walaupun kondisi masih di tengah pandemi.

Lebih lanjut, acara bedah buku tersebut merupakan ikhtiar DEMA Fakultas Syariah dalam melawan paham-paham radikal serta membentengi diri dari propaganda kelompok trans-nasional seperti ISIS.

“Terima kasih kepada seluruh panitia, pengurus DEMA, dan semua pihak yang terlibat dalam acara ini. Semoga melalui acara bedah buku 300 Hari di Bumi Syam ini kita dapat belajar mengenai kebohongan dan pola gerakan ISIS dari saksi hidupnya langsung,” ucapnya.

Sementara itu Wakil Dekan III Fakultas Syariah, Dr. Aris Widodo, MA. bercerita mengenai kunjungannya ke Wina beberapa waktu yang lalu saat ia bertemu dengan salah satu pakar terorisme yang memberitahunya tentang bagaimana ISIS melakukan rekrutmen kader. Aris Widodo juga menekankan kepada para peserta untuk dapat meraup ibroh dari cerita perjalanan penulis.

“Kecerdikan propaganda ISIS dalam melakukan perekrutan yaitu dengan menyertakan konten islami masa nabi cukup ampuh dalam mempengaruhi orang. ISIS itu sangat berbahaya, janji-janji semu yang mereka tawarkan ternyata efektif dalam meraup simpatisan. Buku Febri ini menjadi bukti nyata,” terangnya.

Memasuki sesi pembedahan buku, Febri sang returnis ISIS mempresentasikan tentang bukunya serta turut bercerita mengenai pengalamannya dari alasan awal keberangkatannya ke Suriah hingga proses kepulangannya ke Indonesia.

“Alasan terbesar saya untuk berangkat adalah ingin menyusul keluarga yang telah berangkat 1 tahun lebih dulu, walaupun saya juga cukup tertarik dengan fasilitas yang diimingkan disana. Namun saat sampai di Suriah ternyata semua itu omong kosong saja, bahkan keluarga disana sudah hampir siap untuk kembali lagi ke Indonesia. Jadi ketika sampai sana dan bertemu keluarga pertama kali, saya justru dimarahi karena malah menyusul kesana,” ujar Febri.

Setelah itu, giliran pembanding memberikan sedikit catatan mengenai buku perjalanan hidup sang penulis. Beberapa hal seperti peta politik serta jenjang kaderisasi dan indoktrinasi yang dilakukan oleh ISIS hingga para simpatisan siap menjadi anggota militer atau jihadis ISIS tidak ia dapati di dalam buku tersebut.

Walaupun begitu, Mujibuddin yang juga merupakan anggota aktif Gusdurian Yogyakarta ini tetap menunjukan apresiasinya terhadap buku tersebut. “Melalui buku ini dapat diungkap kebusukan yang ISIS lakukan, yang mana justru tidak mencerminkan perilaku Islam sebenarnya,” jelasnya.

Acara berlanjut menuju sesi diskusi. Peserta pun aktif, dilihat dari antusiasme mereka ketika sesi tanya-jawab dan memberikan pandangan juga bertukar cerita. Akhirnya acara bedah buku ini dipungkasi dengan pemberian cendera mata kepada penulis buku, pembanding, juga doorprize berupa buku bacaan kepada para peserta yang aktif berpartisipasi dalam sesi diskusi. (Ahmad Difa’ Fardan Afuza/DEMA FASYA/Ed.afz)

Bagikan

Berita Terbaru

Berita Terkait

FasyaTV