Bedah Proposal Riset, Fakultas Syariah Dongkrak Mutu Riset Mahasiswa

FASYA- Selasa 30/4/2019 menandai arti penting seluk beluk penelitian pada diri mahasiswa peserta Workshop Teknik Menyusun Proposal Penelitian yang diselenggarakan oleh Fakultas Syariah IAIN Surakarta.

Workshop yang didahului seleksi proposal penelitian ini menghadirkan pembicara Dr. Arif Maftuhin, M.Ag., M.A.I.S. Beliau adalah Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang juga alumni Fakultas Syariah IAIN Surakarta (1998).

Hadir pada pembukaan acara antara lain Dekan Fakultas Syariah IAIN Surakarta, Dr. M. Usman, S.Ag., M.Ag. dan beberapa Ketua Jurusan (Kajur). Dalam sambutannya, Dekan mengingatkan pentingnya acara workshop akademik berbasis riset semacam ini.

Dekan dan Kajur hadiri pembukaan workshop.

“Kegiatan ini muaranya berupa kebermanfaatan langsung dan tak langsung bagi mahasiswa. Manfaat langsungnya tentu saja membantu memberikan ilmu dan perspektif baru bagi mahasiswa. Khususnya bagi yang ingin mengajukan proposal skripsi atau penelitian. Kebermanfaat tidak langsungnya adalah keberkahan sepanjang masa di balik proses riset dan penerbitan atas hasil riset tersebut dalam bentuk buku,” papar Dekan.

“Menulis itu akan memperpanjang umur. Dengan menulis, sekalipun penulisnya telah wafat, karyanya akan abadi dan dikenang hingga ratusan tahun kemudian. Misalnya saja karya para imam Mazhab Fiqh yang karya dan pengaruhnya masih dirasakan hingga kini,” tambah beliau memotivasi.

Sebelum membedah masing-masing proposal penelitian peserta, baik yang masih embrio (rata-rata mahasiswa semester 6) maupun yang sedang dalam proses skripsi (umumnya mahasiswa semester 8), pak Arif memaparkan beberapa hal terkait penelitian.

Di antaranya apa itu penelitian, cakupan, signifikasi, sekaligus mengulas tuntas metode penelitian dan salah kaprah yang kerap kali menimpa para peneliti muda.

Arif Maftuhin sajikan materi.

Bagi pak Arif, penelitian adalah memaparkan fakta. Penelitian menurutnya lebih sulit dari mengarang, karena narasi fiksi terlalu banyak melibatkan ide-ide yang kompleks bagi sebagian besar orang.

Penelitian pada dasarnya memindahkan apa yang ada di lapangan ke dalam laporan penelitian. Termasuk di dalamnya proses mengumpulkan data, menganalisisnya, serta memaparkan temuan akhir yang memberi sumbangsih bagi ilmu pengetahuan.

Bahwa proses penelitian membutuhan keuletan dan usaha, itu pasti. Kemudahan penelitian, menurut beliau, terletak pada kesamaan pada apa yang faktual dengan yang dilaporkan (sebagai temuan dan hasil akhir).

Berbeda dengan narasi fiksi yang seringkali kisahnya bukan berasal dari fakta, atau minimal reformulasi dari fakta, sehingga perlu bekerja untuk kedua kalinya (mengubah dari fakta ke fiksi).

Para peserta workshop, mahasiswa lintas program studi pada Fakultas Syariah IAIN Surakarta, sepakat dengan pak Arif bahwa kelemahan penelitian pada umumnya terletak pada metode dan pemilihan teori yang relevan untuk objek penelitian.

Sebagian peserta foto bersama pemateri.

Ahmadi FD, moderator acara sekaligus dosen Tafsir, juga sepakat dan melihat signifikansi pengkajian atas teori-teori yang relevan untuk keilmuan masing-masing prodi.

“Kita perlu adakan ngaji teori untuk mahasiswa masing-masing prodi,” ujar pak Arif.

Dengan begitu, menurut pak Arif, kemampuan peneliti muda cukup memadai saat terjun meneliti. Selain juga menjadi jelas garis demarkasi keilmuan antar prodi di lingkup satu fakultas maupun antar fakultas satu sama lainnya. (afd)

Notes:

Audio paparan materi dapat diakses pada link berikut:

https://1drv.ms/u/s!AjuQ52AzjJl_gapD4HdBJKWtCK58vg

Bagikan

Berita Terbaru

Berita Terkait

FasyaTV