Ihda, Merangkai Prestasi Lewat Puisi

FASYA – Namanya Ihda Febrianti. Mahasiswa Manajemen Zakat dan Wakaf (MAZAWA). Mahasiswa yang lahir di Ngawi, Jawa Timur, 14 Februari 1998 ini diam-diam telah beberapa kali mengikuti lomba cipta karya puisi. Hal itu dilakukannya sebagai wujud dari minatnya berpuisi. Ia mengaku pertama kali mengikuti lomba puisi pada tahun 2017. Ia menaruh minat pada puisi, menurutnya, karena puisi mampu melukiskan perasaan yang tidak dapat diungkapkan secara lisan.
Beberapa karyanya telah diikutsertakan dalam berbagai event lomba. Di antaranya “Bekas Terindah”, “Aku Cemburu”, dan “Tapak Kaki Kami”. Puisinya berjudul “Bekas Terindah” tercatat menjadi puisi terpilih pada Lomba Menulis Puisi Tingkat Nasional bertema Without You yang diselenggarkan oleh Putri Dewi Media pada 10 Oktober-17 November 2017.
Sementara pada event puisi lainnya yang diselenggarakan oleh Putri Dewi Media pada bulan Januari 2018, puisinya berjudul “Aku Cemburu”, juga menjadi salah satu karya terpilih untuk dibukukan.
Selain event-event di atas, ia juga pernah mengikuti event yang diselenggarakan oleh Ofainthasm Community pada Januari 2018. Walau tidak semua puisi yang diikuti mendapat respon baik dari penyelenggara, ia mengaku akan tetap berusaha menulis. Ke depan, ia ingin berusaha lebih produktif dalam berpuisi dan tidak merasa puas dengan apa yang telah dicapai.
Berikut, petikan beberapa karya puisi Ihda:
Bekas Terindah

Rasanya ringan udara mengalir di tangan
Rasanya berat kaki melangkah
Tak beratkah tanpaku?
Apa tak berbekas genggamanku?
Ku tutup kelopak mata rasakan aliran sendu
Dingin diterpa angin rindu
Seolah kau tak jauh dari tempatku
Kesadaranku melesat menerpa kembali
Tak sangka itu hanya kenangan
Mengingatmu adalah sebuah kesalahan
Menghancurkan harapan tentangmu las an hidupku kini
Tak bisakah kita mulai kembali
Haruskah benar-benar tanpamu?

***
Aku Cemburu

Bagai kuncup bunga mutiara
Berapapun jauhnya tak bisa mengelak harumnya
Tak heran banyak yang mendekat
Dengan alasan-alasan klasik mereka
Terbesit rasa cemburu di hatiku
Bagaimana ini?
Wajar kesan ramah yang kau tampilkan
Dengan rupa nan tampan
Dengan pola pikir dinamismu
Siapa yang tak kewalahan menahan diri
Jujur tak bisakah kau menahan sedikit kelebihanmu
Walau hanya temanmu
Payah..aku kepayahan menghadapi ini
Aku cemburu..sungguh cemburu
Apa tak terlihat dari sikapku?
Tolong pahami..aku disini menatap cemburu
***

Tapak Kaki Kami

Permata dunia yang nampak kisahnya
Menyilaukan diukir aliran cahaya
Memikul lara memetik bahgia
Tanahku ini Indonesia jawabnya
Pernah jadi sendu duka lara
Dipapah kuasa ikut jalannya
Orang asing tak tahu menahu itu
Merenggut tapak kaki kami
Kenapa?
Peluru panas tangan besi jawabnya
Tak akan kutanya lagi alasan
Ini hakku hak kami kuasa
Jatuh di tanganmu hanya buaian
Jatuh di tangan kami kepastian
Atas kuasa Tuhan kami utarakan
Mengalir kepastian Indonesia merdeka
***

(Sumber: Ihda/Peny: SH)

Bagikan

Berita Terbaru

Berita Terkait

FasyaTV