Kampus Garda Terdepan Penjaga Pancasila dan NKRI?

Oleh: Mochamad Nur Habib

Ada hal yang mengejutkan ketika gema takbir berkumandang di seluruh penjuru Tanah Air saat menyambut hari kemenangan umat muslim setelah sebulan penuh menjalankan puasa ramadhan 1440 H.

Malam itu, tanggal 4 Juni 2019, publik digegerkan dengan ledakan bom di Pos Polisi Kartasura. Tepatnya di bundaran Joglosemar, Kartasura. Lokasi tersebut letaknya tak jauh dari kampus PTKIN satu-satunya di Solo Raya, IAIN Surakarta.

Lebih mengejutkan lagi, pelaku peledakan bom berdomisili tidak jauh dari lokasi kejadian. Bahkan kabarnya sempat mendaftar kuliah di IAIN Surakarta. Walaupun kemudian pelaku membatalkan kuliah karena ia menolak mata kuliah Pancasila seperti diberitakan oleh media massa. Namun peristiwa ini tetap perlu menjadi perhatian bersama seluruh sivitas akademika IAIN Surakarta.

Kamis, 23 Mei 2019 UNS menggelar diskusi publik memaparkan hasil penelitian LPPM UNUSIA Jakarta bersama perguruan tinggi lainnya. Pada diskusi publik tersebut disinyalir terdapat beberapa kelompok Islam yang cenderung eksklusif dan radikal berkembang di 8 (delapan) kampus negeri.

IAIN Surakarta disinyalir termasuk dalam salah satu dari delapan kampus yang disebutkan. Hasil riset tersebut oleh sejumlah kalangan dinilai masih problematik. Bahkan IAIN Surakarta telah melayangkan bantahan menyikapi hasil riset tersebut (lihat https://amp.suara.com/jateng/2019/06/25/211123/iain-surakarta-bantah-lppm-unusia-soal-hasil-riset-islam-trans-nasional).

Sejatinya kampus tidak pernah memfasilitasi ideologi yang eksklusif. Pengaruh ideologis demikian cenderung bersifat bawaan sebelum berstatus sebagai mahasiswa. Atau lebih karena mendapatkan pengaruh eksternal setelah menjadi mahasiswa.

Namun, kita juga tidak boleh menutup mata bahwa sekitar 2,5 tahun yang lalu, di pengujung 2016 ada mahasiswa yang diduga terlibat aksi rencana peledakan bom panci di depan Istana Negara.

Karenanya, bagaimanapun, beberapa realitas di atas perlu menjadi perhatian bersama. Jika seluruh sivitas akademika tidak segera bergerak menyikapinya maka kelak tentu akan menimbulkan persoalan bagi IAIN Surakarta. Predikat kampus sebagai garda terdepan penjaga Pancasila dan NKRI tentu dipertaruhkan.

Merawat Empat Pilar Bernegara

Empat pilar negara Indonesia yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945 sudah tidak bisa diganggu gugat. Dalam istilah Ilmu Hukum disebut “final and binding” yang berarti final dan mengikat.

Pancasila yang menjadi dasar dalam berbangsa dan bernegara sudah menjadi kesepakatan semua elemen suku, agama, ras dan budaya. Nilai-nilai yang terkandung dalam butir-butir Pancasila sudah ribuan tahun usianya dan sudah menjadi peradaban nenek moyang kita. Namun baru  tahun 1945 menjadi ramuan satu kesatuan.

Begitupun dengan bentuk negara ini, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah menjadi kesepakatan para founding fathers.

Merawat persatuan dan kesatuan bangsa adalah kewajiban semua elemen bangsa. Terlebih bagi mahasiswa yang notabene kalangan elit menengah. Mahasiswa merupakan intermediatory antara pemerintah dengan masyarakat bawah.

Tugas mahasiswa bukanlah sekedar mencari indeks prestasi yang tinggi. Bukan pula sekedar untuk mempunyai nalar kritis transformatif. Dua hal tersebut tidak ada salahnya, malah bagus jika keduanya diintegrasikan oleh mahasiswa. Namun merawat titipan para founding father hukumnya fardhu ‘ain bagi setiap insan mahasiswa.

Begitu pula dengan meruwat Pancasila dan menjaganya dari segala rongrongan yang mengancamnya. Termasuk rongrongan ideologi radikalisme dan terorisme. Mahasiswa dituntut memelihara nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan kampus. Terlebih bagi mahasiswa yang aktif dalam organisasi intra maupun ekstra kampus.

Kita tidak bisa menampik bahwa radikalisme dan terorisme telah merambah ke dunia mahasiswa. Karena itu, tugas mahasiswa yang berada di organisasi internal maupun eksternal kampus adalah menyampaikan bahwa Pancasila dan NKRI sudah final dan tidak bisa diganggu gugat.

Sampaikanlah bahwa budaya kita adalah budaya yang toleran terhadap sesama anak bangsa. Namun budaya kita juga mengajarkan untuk tegas terhadap pihak-pihak yang ingin mengganti Pancasila dan merubah bentuk NKRI dengan yang lain.

Amanat untuk Mahasiswa Baru

Hidup Mahasiswa!!!

Selamat datang di dunia barumu. Kalian akan menjumpai hal yang belum pernah dijumpai di kehidupan sebelumnya. Nikmatilah dunia Maha-mu atas kesiswaanmu. Kalian adalah kaum elit tengah yang berperan sebagai intermediatory antara rakyat dengan pemerintah. Jangan sampai kalian berjuang atas nama rakyat namun kemudian jadi penjilat.

Gerbang awal memasuki dunia kemahasiswaan dimulai dengan mengikuti kegiatan OSPEK ataupun PBAK atau istilah yang lain. Di situ kalian akan ditempa mendapat pengetahuan baru.

Kalian juga akan menemui berbagai elemen organisasi ekstra kampus. Mereka akan menawarkan kepada kalian untuk mengikuti organisasinya. Ikutlah berproses di organisasi, kalian akan mendapatkan mental yang kuat, menumbuhkan jiwa leadership dan hal lainnya yang sebelumnya belum pernah didapatkan.

Pilihlah organisasi yang sesuai dengan hatimu. Pilihlah organisasi yang berlandaskan Pancasila dan mempunyai komitmen merawat dan meruwat NKRI. Pilihlah organisasi yang selalu di depan ketika ada penindasan dan ketidakadilan. Pilihlah organisasi yang siap sedia pasang badan ketika ada rongrongan yang ingin merubah Pancasila dan mengganti bentuk NKRI.

Tugas utama mahasiswa adalah mengembangkan nalar kritis transformatif, menjadi bagian dari barisan perjuangan ketika ada ketidakadilan maupun penindasan. Selain itu jadilah bagian dari sejarah tinta emas bangsa ini.

Ketika ada rongrongan yang ingin mengganti Pancasila dan NKRI jadilah barisan terdepan untuk menentangnya. Jangan sia-siakan masa Maha-mu atas kesiswaanmu. Salam Persahabatan. Salam Solidaritas. (Editor: SH)

_____________________________

Mochamad Nur Habib, mahasiswa Jurusan Hukum Ekonomi Syariah (2015). Korespondensi melalui @nurhabib98_ (Instagram, Twitter) dan Mochamad Nur Habib (Facebook).

Bagikan

Berita Terbaru

Berita Terkait

FasyaTV