LSO SLC Fakultas Syariah Belajar Bareng Dasar-Dasar Publikasi dan Jurnalistik

FASYA- Publikasi merupakan suatu wadah untuk mengekspresikan karya agar dapat dinikmati khalayak umum. Publikasi mempunyai peran penting bagi berjalannya suatu kegiatan. Dalam hal ini, publikasi mengolah informasi kegiatan agar dapat disebarluaskan ke publik.

Publikasi juga berkaitan erat dengan jurnalistik. Melalui kemampuan jurnalistik, proses publikasi dapat diolah menjadi laporan yang menarik untuk dinikmati dan tentunya bermanfaat bagi khalayak umum.

Karena itu, seorang jurnalis maupun publisher harus mempunyai kreatifitas dalam mempersiapkan karya yang akan disajikan kepada khalayak umum. Selain itu mereka juga dituntut untuk memberikan informasi yang senyatanya (faktual).

Memperhatikan arti penting publikasi dan jurnalistik itulah, Lembaga Semi Otonom (LSO) Sharia Law Community (SLC) Fakultas Syariah mengadakan kegiatan pengenalan seputar publikasi dan ruang lingkup kerjanya.

Dengan mengangkat tema “Mengenal Publikasi Kuy”, kegiatan ini bertujuan untuk membekali mahasiswa SLC agar mengenal lebih jauh apa sih publikasi itu? Selain itu juga bertujuan untuk mengembangkan minat dan bakat mahsiswa dalam jurnalistik.

Kegiatan yang bertempat di lapangan futsal IAIN Surakarta ini diusung oleh Departemen Publikasi SLC. Kegiatan ini dihadiri oleh anggota, pengurus dan demisioner SLC. Acara ini diperuntukkan bagi mahasiswa Fakultas Syariah pada umumnya.

Peserta mengabadikan diri usai kegiatan.

Kegiatan yang dilaksanakan pada sore hari selepas ‘asar ini mendatangkan dua pemateri yang ahli dan familiar dalam bidang publikasi. Yakni Fajar Saputra atau yang akrab dipanggil Fajar Senja dan Hafid Nur Fauzi. Keduanya merupakan demisioner SLC yang pernah menjabat sebagai ketua bidang Departemen Publikasi dalam periode yang berbeda.

Materi yang pertama adalah pengenalan publikasi. Para peserta diberikan gambaran mengenai apa itu publikasi? Apa saja yang termasuk dalam ranah publikasi?

Dalam hal ini para peserta juga diajarkan bagaimana menjadi publisher yang baik. “Publisher yang baik akan mencari kebenaran dan keakuratan objek yang akan dipublikasi. Ini bertujuan agar saat disampaikan kepada khalayak, tidak terjadi hal-hal atau masalah yang tidak diinginkan,” jelas Fajar.

Sementara Hafid selaku pemateri yang kedua menyampaikan tata cara menjadi jurnalistik yang baik. Apa peristiwa yang sedang terjadi? Apakah peristiwa itu faktual atau opini? Jika diperkirakan menarik perhatian khalayak, maka ia dapat dijadikan bahan dasar bagi seorang jurnalis untuk dioleh menjadi sebuah berita.

“Kunci menjadi seorang jurnalis yang baik berawal dari 3N, yaitu neliti, niteni, dan nulis. Seorang jurnalistik juga harus mampu membubuhkan bumbu paten kepenulisan yaitu 5W+1H dalam tulisannya,” urai Hafid.

Di akhir sesi, pemateri memberikan kesempatan kepada para peserta untuk mempraktikkan materi yang telah disampaikan. Dengan membentuk kelompok, para peserta berdiskusi untuk membuat berita kegiatan yang telah berlangsung.

Masing-masing kelompok mengajukan seorang delegasi untuk mempresentasikan hasil berita yang telah dibuat. Mereka tampak sangat antusias, terlihat dari produk berita yang terbilang baik meskipun dengan waktu yang terbatas dan dadakan.

“Jika menulis adalah nafasku, maka mata menjadi detak jantungku. Untuk hidup, aku membutuhkan keduannya,” pungkas Fajar dalam closing statement kegiatan. [Nur’aysah/SLC]

Bagikan

Berita Terbaru

Berita Terkait

FasyaTV