FASYA- “Salam Justicia” terdengar berkumandang di depan gedung Fakultas Syariah IAIN Surakarta pada Jum’at, 29/03/2019 lalu. Ungkapan salam tersebut sudah tidak asing lagi bagi mahasiswa Fakultas Syariah anggota Lembaga Semi Otonom (LSO) Sharia Law Community (SLC).
Rona gembira tergambar dari raut wajah-wajah baru yang menghiasi pertemuan perdana SLC pasca open recruitment dan pengukuhan anggota generasi ke IV di DPRD Surakarta bulan Maret lalu.
Pertemuan perdana ini dihadiri oleh seluruh keluarga besar SLC baik anggota, pengurus maupun demisioner. Ayu Karisa Fania selaku Ketua Umum SLC 2019 menyampaikan tujuan diadakannya pertemuan ini.
“Pertemuan ini bertujuan sebagai langkah awal atau orientasi pengenalan masing-masing anggota baru satu sama lain dan antara anggota baru dengan pengurus dan demisioner. Hal tersebut dimaksudkan agar lebih saling mengenal dan mempererat tali kekeluargaan di antara anggota SLC”, terang Ayu.
Pertemuan ini dimulai dengan memperkenalkan diri satu persatu di hadapan seluruh keluarga besar SLC. Kemudian, masing-masing menghafalkan nama yang telah dikenalkan. Tidak hanya anggota saja yang memperkenalkan diri dan menghafal satu sama lain, namun juga berlaku bagi pengurus dan para demisioner.
Hal ini merupakan kebiasaan SLC sejak dulu, guna mengetahui dan mengenal masing-masing anggota. Ketika salah, lupa ataupun tidak mengetahui nama anggota lain, maka yang bersangkutan dihukum.
Hukumannya dengan menyanyikan lagu Mars SLC di hadapan semua yang hadir. Hal ini terkesan cukup seru sebagai langkah awal pengakraban keluarga besar SLC dengan anggota barunya.
Kegiatan dilanjutkan dengan pengenalan Departemen di SLC dan pemaparan program kerjanya. Dimulai dari Sekretaris, dilanjutkan Bendahara, Departemen Debat Hukum, Departemen Legal drafting, Departemen Sidang Semu dan terakhir Departemen Publikasi.
“Dalam pertemuan kali ini diharapkan anggota baru SLC memiliki gambaran terkait dengan bidang-bidang yang telah mereka pilih. Serta sebagai langkah awal anggota untuk berproses di SLC ke depannya”, pungkas Ayu. (Penulis: Nur’aysah/SLC. Editor: DW)
