Omset “BMT Mitra Muamalah” Fakultas Syariah IAIN Surakarta Terus Tumbuh

FASYA- Pada Senin, 7/1/2019 Laboratorium Keuangan Syariah (LKS) Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) Mitra Muamalah Fakultas Syariah (Fasya) IAIN Surakarta menghelat Rapat Anggota Tahunan (RAT). Dipandu oleh Dr. Ismail Yahya, M.A, rapat ini dibuka oleh Sekretaris Dewan Pengawas BMT Mitra Muamalah, Dr. M. Usman, M.Ag. Dalam sambutannya beliau mengapresiasi RAT ini dan mengimbau kepada pengelola BMT untuk menyampaikan secara detail perkembangan BMT.

Dr. Ismail Yahya, MA memandu RAT didampingi Dr. M. Usman, M.Ag (Sekretaris Dewan Pengawas) dan Masjupri, M.Hum (Direktur).

Dihadiri hampir seluruh pengurus dan anggota (15 orang) yang notabene Dosen Fakultas Syariah IAIN Surakarta, rapat ini dimulai dengan paparan laporan pertanggungjawaban oleh Masjupri, M.Hum selaku Direktur BMT. “BMT ini berdiri atas prakarsa Prof. Dr. M. Usman, M.A selaku Ketua STAIN Surakarta dan H. Aminuddin Ihsan, Lc., M.A. selaku Ketua Jurusan Syariah saat itu,” demikian Masjupri mengawali.

Pendirian BMT itu, lanjut Masjupri, merupakan tindaklanjut rekomendasi Seminar Nasional Ekonomi Islam yang diadakan oleh Jurusan Syariah pada tahun 2000. Seminar ini merekomendasikan kepada Jurusan Syariah agar mendirikan lembaga ekonomi syariah yang memiliki fungsi ganda sebagai laboratorium mini yang bermanfaat bagi civitas STAIN Surakarta dan masyarakat sekitar.

Sepanjang perjalanannya, BMT ini mengalami beberapa pergantian nama. Awalnya bernama “BMT Jurusan Syariah”, lalu “BMT STAIN Surakarta”, dan terakhir bernama “BMT Mitra Muamalah” sampai saat ini. Pergantian nama ini dipengaruhi oleh perkembangan kelembagaan Jurusan Syariah, STAIN Surakarta, dan tata kelola BMT yang saat itu masih dalam proses pemantapan.

Seiring berjalannya waktu, BMT Mitra Muamalah Fasya IAIN Surakarta terus berkembang. Di samping sarana dan prasaran yang memadai, kini BMT telah dijalankan secara profesional dan memiliki omset yang terus tumbuh. “Alhamdulillah, dari omset yang pada awal berdirinya berjumlah Rp. 6.000.000., (Enam Juta Rupiah), kini BMT berhasil menyentuh omset sejumlah Rp. 1.000.000.000,- (Satu Milyar Rupiah),” ujar Masjupri.

Pertumbuhan ini tidak terlepas dari partisipasi keluarga besar Fasya dan IAIN Surakarta. “Keberadaan nasabah dari pihak ketiga melalui akad wadi’ah, yang berasal dari mahasiswa Fasya khususnya dan IAIN Surakarta umumnya, turut menentukan pertumbuhan BMT,” urai Masjupri

RAT dihadiri hampir seluruh anggota.

Selepas paparan pertanggungjawaban oleh Masjupri, rapat dilanjutkan dengan dialog. Pada kesempatan itu, Zaidah Nur Rosyidah mengusulkan pengembangan jumlah anggota BMT seiring bertambahnya jumlah Dosen. Ia juga menyoroti pentingnya peningkatan status BMT dari “laboratorium” menjadi “koperasi” berbadan hukum. Hal ini penting, menurutnya, untuk meningkatkan jaminan pertanggungjawaban hukum kepada nasabah.

Sementara Muh. Zumar, memberikan apresiasi kepada pengelola yang telah berupaya mengelola BMT hingga berkembang seperti saat ini. Hanya saja ia memberikan saran teknis perbaikan laporan keuangan. Senada dengan itu, Rial Fuadi juga mengapresiasi kinerja pengelola. Ia juga menyarankan agar isi laporan tidak terlalu general. Selain itu ia juga mengusulkan agar ada penyegaran kepengurusan BMT di masa datang. Peserta lainnya juga ikut memberikan saran dan masukan bagi laporan pertanggung jawaban pengelola. Namun begitu, secara umum para peserta rapat menerima laporan yang sudah disampaikan.

Setelah LPJ, agenda dilanjutkan dengan membahas reorganisasi pengurus. Agenda ini dipandu oleh Muh. Zumar Aminuddin, M.H. Setelah melalui proses musyawarah, para peserta rapat bermufakat menunjuk Rial Fuadi, M.Ag., Masjupri, M.Hum, dan Diana Zuhroh, M.Ag selaku pengurus BMT yang baru. Para pengurus itu selanjutnya akan bermusyawarah menentukan posisi kepengurusan sebagai Ketua, Sekretaris, dan Bendahara BMT serta menentukan susunan pengelola BMT selanjutnya. (SH)

Bagikan

Berita Terbaru

Berita Terkait

FasyaTV