Peran Pemuda Sebagai Agent Of Solution Provider Melalui Sedekah Sampah Di Masa Pandemi Covid-19 (Your Trash Your Blessing)

oleh: Dwiky Bagas Setyawan

FASYA-Sudah lebih 15 bulan bangsa Indonesia mengalami pandemi Covid-19. Pandemi ini telah begitu banyak memakan banyak korban jiwa. Berdasarkan informasi dari Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional per 29 Maret 2021 bahwa jumlah korban meninggal adalah 40.364 jiwa atau sekitar 2,7 persen dari 1.496.085 jiwa yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak signifikan dalam hal bidang ekonomi, politik dan sosial. Selama masa pandemi Covid-19 kegiatan stay at home, study from home, work from home, praying at home memberikan dampak terhadap peningkatan limbah sampah di Indonesia mulai sampah Organik dan sampah Anorganik A dan B.

Menurut Menteri Lingkungkan Hidup dan Kehutanan (LHK) yang dimuat dalam news.detik.com Selasa, 09 Juni 2020 jumlah timbunan sampah di Indonesia sangat besar kira-kira 67,8 juta ton pada tahun 2020. Kelihatanya akan terus bertambah seiring pertumbuhan jumlah penduduk dan dengan semakin membaiknya tingkat kesejahteraan. Maka hal ini perlu adanya sosialisasi, edukasi, pembelajaran, pemahaman dan akhirnya membangun kesadaran masyarakat, akan hal pentingnya menjaga kesehatan dan lingkungan.

Harapannya untuk bangsa ini, agar generasi-generasi muda ini tidak loyo dan mudah baperan namun sebagai anak muda sebagai agen of change masyarakat, harus ikut berperan aktif dalam hal kegiatan pengelolaan sampah Organik maupun Anorganik. Upaya yang dapat dilakukan generasi muda, yaitu dengan cara mengajak masyarakat untuk berpartisipasi mengurangi penggunaan sampah, selain itu generasi muda bisa menjadi promotor influncer yaitu menularkan kepada keluarga akan hal penggunaan plastik sekali pakai. Sampah sebenarnya bisa digunakan sebagai sumber daya yang bernilai kreatif dan inovatif

Salah satu generasi muda yang saat ini telah mengelola sampah secara kreatif dan inovatif dan kemudian menjadi bernilai ibadah dan berkah, dengan cara sedekah sampah, yaitu Desa Krapyak, Pakahan, Jogonalan, Klaten dengan nama Sukses Kelola Sampah yang didirikan pada tahun 2020. Program ini berawal dari gagasan warga masyarakat RW 09, yang ingin problem sampah agar segera di selesaikan secara mandiri tanpa menunggu datangnya bantuan dari pemerintah.

Upaya yang dilakukan Tim Sukses Kelola Sampah yaitu dengan cara mengidentifikasi terjun kelapangan langsung (field research) dengan bermodal analisis SWOT, Strengths (kekuataan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman) yang kemudian dapat dirumuskan kegiatan program edukasi 5R (Reduce, Refuse, Reuse, Recycle dan Rot).

Strength (kekuatan), untuk mengetahui tingkat kekuatannya. Dari hasil analisis secara internal maupun eksternal misalnya kekuatan internal, dari data hasil identifikasi rumah perumah (dor to dor) menunjukan bahwa masyarakat antusias dan mendukung Program Pengelola Sampah, bahkan ada yang sudah mengelola sampahnya secara mandiri. Sedangkan kekuatan eksternal Sukses Kelola Sampah ini didukung oleh Pemerintah dan Dinas Lingkukan Hidup Kabupaten Klaten (DLHK).

Untuk Weaknesses (kelemahan) dari data hasil identifikasi yang didapat masyarakat cenderung tidak mengetahui bagaimana cara mengelola sampah yang baik dan benar, tidak mempunyai lahan untuk mengelola sampah. Maka hal itu dapat kita rumuskan bahwa kegiatan yang perlu dilakukan adalah memberikan sosialisasi dan edukasi di masyarakat, menggunakan media WhatsApp, Pamflet, brosur yang isinya 5R yaitu Reduce yaitu mengurangi pemakaian produk aktivitas yang menghasilkan sampah, Refuse yaitu menolak suatu produk atau aktivitas yang menghasilkan sampah, Reuse yaitu menggunakan kembali barang-barang yang masih bisa dipakai, Recycle yaitu mendaur ulang barang bekas menjadi sesuatu yang bernilai dan Rot yaitu melakukan pembusukan untuk sampah Organik. Sedangkan bagi masyarakat yang tidak mempunyai lahan dapat menyewa lahan yang sudah disediakan Tim Sukses Kelola Sampah.

Sedangkan Opportunities (peluang), dari hasil proses identifikasi peluang yang di dapat program Sukses Kelola Sampah ini yaitu mendapatkan sambutan yang baik dari kalangan berbagai pihak, di dalam internal hal ini didukung warga sedangkan eksternalnya hal ini di dukung dan akan didanai Aspirasi Pemerintah Kabupaten Klaten.

Dan yang terakhir Threats (ancaman), ternyata dalam proses identifikasi ada terdapat ancaman yang bersifat internal yaitu ketua pemuda di desa kami tidak menyetujui akan hal kegiatan Program Sukses Kelola Sampah ini. Namun hal itu tidak menyurutkan semangat anak-anak muda ini yang berlatar belakang akademisi. Hal tersebut ditemukan solusi salah satu solusinya yaitu melakukan mediasikan antara ketua pemuda dengan RT/RW tersebut karena kegiatan Program Sukses Kelola Sampah bukan kepentingan individu namun merupakan hasil musyawarah bersama (mubes).
Dari rumusan analisis SWOT tersebut maka dapat dihasilkan sebuah program kerja yang harus di tempuh yaitu yang Pertama, melakukan edukasi dan sosialisasi masyarakat dan kemudian pengambilan sampah dilakukan setiap satu bulan sekali.

Kedua, sampah dipilah-pilah secara kolektif yang dikumpulkan di salah satu tempat kemudian dipilah antara sampah Anorganik A, B dan Organik. Sampah Anorganik A adalah jenis sampah yang tidak mudah membusuk dan laku dijual seperti besi, kaleng, kertas, kardus, kertas duplek, botol plastik dan botol berwarna. Sampah Anorganik B adalah jenis sampah yang tidak mudah membusuk seperti obat-obatan bekas medis, infus dan plastik kresek dll. Sedangkan sampah Organik adalah jenis sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayur-sayuran daun-daun dan lain-lain.

Ketiga, melakukan penjualan kepada pengepul yang nantinya hasil penjualan sampah dapat gunakan 1/3 untuk biaya oprasional 1/3 untuk di infaqkan untuk membantu saudara kita yang terkena virus corona 1/3 digunakan untuk pengadaan (invetaris) pembelian tempat sampah dan lainnya.

Dan yang terakhir melakukan studi banding study banding ke Dukuh Gridih, Desa Kahuman, Kec. Polanharjo dan Pusat Studi Lingkungan Universitas Gadjah Mada dan Dinas Lingkungan hidup dengan tujuan untuk menambah ilmu pengetahuan dan menambah soft skill dalam pengelolaan sampah. Di karenakan wabah belum berakhir maka kegiatan tersebut kita tunda dengan pertimbangan kita mengutamakan kemaslahatan bersama.

Kegiatan yang lain Tim Sukses Kelola Sampah yang telah dilakukan yaitu kegiatan sedekah sampah, hasil penjualan sampah dibelikan sembako yang kemudian diberikan kepada janda lansia yang ditingal mati suaminya masyarakat sekitar. Selain itu rencananya Tim Sukses Kelola Sampah ini ingin menukar sampah dengan sayur-sayuran,

Harapan kedepannya agar momentum kegiatan ini terus berjalan dan bermanfaat bagi semesta, karena sebaik-baik kalian yang bermanfaat bagi sesama manusia “khairunnas anfa’uhum linnas”. Selain itu dalam tinjauan Fiqh, kegiatan Sukses Kelola Sampah merupakan upaya pengamalan Maqashid Al-Syari’ah yakni hifz al-alam (menjaga lingkungan) dan hifz nafs (menjaga jiwa). Dalam skala global pada tahun 2015 sendiri tercatat kurang lebih 574 laporan kejadian bencana akibat kerusakan lingkungan yang telah menewaskan 32,550 jiwa mempengaruhi hidup 108 juta jiwa dan menimbulkan kerugian sebesar 70, 3 milyar dola amerika. Tidak heran jika dalam laporan yang dirilis oleh forum ekonomi dunia yang bertajuk 2016 Global Risk Report, permasalahan lingkungan dan perubahan cuaca menempati posisi teratas dan dipandang sebagai permasalahan terberat dunia.
Maka dari itu perlu adanya tindakan preventif dengan cara terus menjaga lingkungan dari kerusakan dan kepunahaan, menjaga lingkungan dari pencemaran lingkungan, menjaga lingkungan dari perilaku konsumtif yang berlebihan dan menjaga lingkungan dari membuang sampah sembarangan. Mengingat juga urgensitas menjaga lingkungan bersifat fard ‘ain, semua individu wajib hukumnya melaksanakan pelestarian lingkungan hidup dan kebersihan.

Sebagaimana ungkapan masyarakat “An-Nazhofatul minal iman” kebersihan sebagian dari iman. Walupun hadits ini palsu namun hal ini memberikan pesan deskriptif yaitu agar kita terus menjaga kebersihan karena kebersihan menjadi awal dari penilaian baik buruknya seseorang. Kepribadian yang baik akan menjaga kebersihan dirinya, lingkungannya dan sekitarnya.

Akhir dari segala akhir, penulis percaya bahwa tidak mungkin Allah SWT memberikan manusia hanya dibimbing oleh akalnya semata, setelah terbukti kelemahan akal dalam berbagai aspek, khususnya yang berada di luar wilayah jangkauannya. Umat beragama percaya bahwa ada bimbingan ilahi selain akal yang dianugrahkan-Nya. Karena itu kita perlu naik ke atas melewati dan melampaui batas-batas fisik material serta akal dan pikiran yang diselubungi oleh kabut. Kita perlu menambahkan dimensi transendental yang pada hakikatnya merupakan bagian sah dari fitrah kemanusiaan
Penulis hanya dapat mampu berbagi pengetahuan sedikit, semoga tulisan ini menjadi wasilah dan amalan sholeh kita khususnya generasi-generasi emas peradaban bangsa Indonesia agar terus berkreativitas di masa pandemic Covid-19.

Semoga wabah virus corona ini segera berakhir. Semoga dengan kita mengimplementasikan nilai-nilai dasar islam dalam kehidupan kita, hidup kita menjadi lebih baik dan maju. Semoga kualitas dan kuantitas keimanan kita terus meningkat. Semoga perbuatan aktivitas dunia yang kita lakukan di dunia ini bernilai ibadah dan di ridhoi di sisi Allah dan mendapatkan balasan surganya. Aamin

Saya sebagai penulis memohon maaf sebesar-besarnya apabila dalam penulisan ada salah kata yang tidak berkenaan dihati. Sayangi dan cintai apa yang ada di bumi niscaya Allah akan menyayangi dan mencintaimu. Wallahul muwaffiq ila aqwamit-thariq billahi fii sabililhaq Fastabiqul Khairat.

*Tulisan ini telah diterbitkan oleh Mimbar Mahasiswa Solopos pada Selasa 22 Juni 2021

Bagikan

Berita Terbaru

Berita Terkait

FasyaTV