Raih Gelar Profesor, Mudhofir Catat Sejarah Sebagai Guru Besar Pertama Fakultas Syariah IAIN Surakarta

FASYA- Suasana sukacita sedang menghiasi sivitas akademika IAIN Surakarta umumnya dan Fakultas Syariah khususnya. Betapa tidak, salah satu akademisi terbaiknya berhasil meraih gelar akademik tertinggi sebagai Guru Besar/Profesor di bidang “Pengkajian Islam”.

Adalah Prof. Dr. H. Mudhofir, S.Ag., M.Pd yang berhasil meraih gelar bergengsi itu. Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) tertanggal 15 April 2019, terhitung sejak 1 Maret 2019 Mudhofir dinyatakan menduduki jabatan sebagai Guru Besar dalam bidang ilmu “Pengkajian Islam”.

Capaian pria kelahiran Tegal, 2 Agustus 1970 itu menobatkannya sebagai Guru Besar perdana Fakultas Syariah IAIN Surakarta. Lebih dari itu, ia juga mencatatkan diri sebagai alumni pertama Fakultas Syariah IAIN Surakarta yang berhasil meraih gelar profesor.

Bagi IAIN Surakarta, ia tercatat sebagai Guru Besar yang ke-5. Sejauh ini, selain Prof. Dr. Mudhofir, S.Ag., M.Pd., Guru Besar yang tercatat telah dimiliki IAIN Surakarta adalah Prof. Dr. H. Usman Abu Bakar, M.A., Prof. Dr. H. Nashruddin Baidan, Prof. Dr. Purwanto., M.Pd., dan almarhum Prof. Dr. Rahmat, M.Pd.

Capaian Mudhofir, yang juga Rektor IAIN Surakarta itu tentu merupakan buah manis dari perjalanan akademiknya yang panjang.

Setelah menempuh pendidikan dasar (1985) dan pendidikan tsanawiyahnya (1987) di kampung halaman, ia melanjutkan pendidikan ‘aliyahnya di Yogyakarta. Tepatnya, pada tahun 1991 ia berhasil merampungkan pendidikannya di Madrasah Aliyah Negeri Program Khusus (MANPK) Yogyakarta.

Sementara perjalanan akademiknya di Perguruan Tinggi dimulai dari S1 yang diperoleh tahun 1997 di Fakultas Syariah IAIN Walisongo Surakarta (sekarang Fakultas Syariah IAIN Surakarta). Adapun pendidikan S2 nya dicapai di Univeristas Negeri Yogyakarta tahun 2002.

Sedangkan pendidikan doktoral nya diraih tahun 2009 di Universitas Syarif Hidyatullah Jakarta. Bahkan, ia berhasil menyelesaikan studi doktoralnya kurang dari dua tahun. Ia pun mendapat penghargaan sebagai lulusan terbaik Program Doktor UIN Syarif Hidayatullah periode Oktober 2009.

Sebagai akademisi, sosok yang aktif menulis sejak berstatus mahasiswa S1 itu, telah banyak menghasilkan karya akademik yang bermutu.

Al-Qur’an dan Konservasi Lingkungan, salah satu karya terbaik Mudhofir.

Beberapa di antara karya dimaksud adalah:

  • Arkeologi Fikih Sosial: Dari Tauhid Sosial, Moderasi Islam, Ecocide, Terorisme, hingga Isu-isu Kebangsaan (Jakarta: El-Markazi, 2018).
  • Masa’ilul Fiqhiyyah: Isu-isu Kontemporer (Yogyakarta: Teras, 2011).
  • Al-Qur’an dan Konservasi Lingkungan: Argumen Konservasi Lingkungan Sebagai Tujuan Tertinggi Syariah (Jakarta: Dian Rakyat, 2010).
  • “Marriage in Islam and the Problem of Gender Equality: A Philosophical Perspective” (Jurnal Ulumuna, Vol. 22, No. 1, 2018).
  • “Konservasi Lingkungan dalam Perspektif Ushul Fikih” (Jurnal Millah, Edisi Khusus, 2010).
Arkeologi Fikih Sosial, karya terbaru Mudhofir.

Atas prestasi yang diraih Mudhofir, keluarga besar IAIN Surakarta, khususnya sivitas akademik Fakultas Syariah menyambut dengan sukacita.

“Akhirnya Fakultas Syariah punya profesor, selamat pak,” tulis Muh. Nashiruddin, Ketua LPM, melalui grup whatsapp Fakultas Syariah.

“Alhamdulillah. Selamat dan sukses kepada Bapak Prof. Dr. H. Mudhofir, S.Ag., M.Pd. Semoga menambah keberkahan dan kemaslahatan bagi IAIN Surakarta,” timpal Muh. Zumar Aminuddin, Ketua Jurusan Hukum Keluarga Islam.

“Sukses Pak Rektor. Semoga yang lain cepat menyusul,” tambah M. Usman, Dekan Fakultas Syariah.

“Terima kasih atas semua tahniahnya baik melalui japri maupun WAG. Semoga yang lain menyusul,” balas Mudhofir.

“Semangat Pak Dekan, segera menyusul,” tambahnya. [SH]

Bagikan

Berita Terbaru

Berita Terkait

FasyaTV