FASYA-Rabu, (15/03/2023) LSO Sharia Law Community (SLC) menggelar Seminar Politik Mahasiswa Fakultas Syariah dengan tema “Meminimalisir Dinasti Politik di Era Demokrasi” yang berlokasi di Aula Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta. Acara seminar dimulai pada pukul 09.00 WIB pagi hingga bakda dzuhur yang berjalan dengan khidmat dan dihadiri oleh sejumlah tamu undangan yang merupakan Mahasiswa Fakultas Syariah dan Para Delegasi Ormawa dan LSO Fakultas Syariah.
Acara dibuka oleh oleh Elda Windy selaku Master of Ceremony, kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan dirigen Reni Aprilia. Pembacaan ayat suci Al-Qur’an dilantunkan oleh saudara Khasan Anshari.
Pada kesempaan kali ini juga Dhea Alya selaku ketua panitia menyampaikan ungkapan terima kasih kepada peserta dan utamanya panitia dalam menyelenggarakan acara ini. Sambutan selanjutnya disampaikan oleh ketua umum Sharia Law Community (SLC) Dyah Erie Shinta Putri sekaligus membuka acara. “Dinasti politik marak di Indonesia dan menguat sehingga memiliki pro dan kontra di ruang publik. Melihat antusias peserta ketika mendaftar untuk mengikuti seminar ini, diharapkan juga para peserta dapat mengikuti forum ini dengan bertanya di sesi diskusi tanya jawab nanti,” ungkap Dyah Erie.
Acara selanjutnya yaitu pembacaan CV pemateri Seminar Politik yaitu Dr. Andina Elok Puri Maharani, S.H.,M.H. selaku dosen FH UNS dimoderatori oleh Fuaida Nur Himawati,S.H. Demisioner ketua umum Sharia Law Community (SLC) 2021.
Dalam Seminar Ibu Andina menyampaikan, “ Dinasti politik di era demokrasi, Fakultas Syariah tentu perlu sentuhan politik , dinasti politik sudah ada sejak zaman kerajaan bukan hanya di zaman presiden pertama kita saja, sistem monarki yang merajai dinasti politik di masa kerajaan.”
“Hukum dan politik itu berkaitan dan selaras ibaratkan gerbong kereta dengan relnya, politik diibaratkan sebagai gerbongnya dan hukum adalah relnya, apabila keduanya tidak selaras maka ada chaos atau kecelakaan hukum maka dari itu politik harus sejalan dengan hukum.”
Lebih lanjut, Ibu Andina juga menyampaikan, “Dinasti politik tidak cocok dan cenderung bertentangan dengan demokrasi. Prinsip dinasti adalah pemusatan kekuasaan, ini bertentangan diametral dengan demokrasi yang justru berpijak pada desentralisasi kekuasaan, baik secara vertikal maupun horizontal. Kekuasaan yang terpusat cenderung dekat dengan kekuasaan absolut. Tujuan yang ingin dicapai melalui kebijakan otonomi daerah jelas terabaikan, karena masyarakat tidak mendapatkan kesejahteraan.”
Setelahnya pemaparan pemateri selesai, moderator pun membuka sesi tanya jawab dan disambut oleh para mahasiswa Fakultas Syariah dengan beberapa penanya. Beberapa pertanyaan dari peserta seminar yakni Muharida Luthfia dari prodi Hukum Keluarga Islam semester 6 dengan pertanyaan: “Apakah dengan adanya ketentuan mengenai dinasti politik merupakan bentuk dari kepentingan pribadi atau sebuah golongan?” Ada juga pertanyaan salah satu peserta dari semester 2 prodi Hukum Pidana Islam dengan pertanyaan: “Bagaimana peran mahasiswa dalam meminimalisir dinasti politik di masyarakat?” Pertanyaan-pertanyaan tersebut kemudian langsung dijawab oleh Ibu Andina.
Memasuki penghujung acara Fuaida Nur Hikmawati memberikan closing statement, “Sebagai anak muda terutama mahasiswa Fakultas Syariah harus berperan aktif dalam berpolitik. Dinasti politik dapat ditekan apabila kita berani untuk melapor terkait penyelewengan kekuasaan tersebut,” tuturnya. Selanjutnya penyerahan kenang-kenangan kepada pemateri dan moderator oleh ketua umum SLC 2023 Dyah Erie Shinta dan ketua panitia Dhea Alya Pramesti dilanjutkan pembacaan doa oleh saudara Khasan sebagai pengurus Sharia Law Community (SLC). Setelah acara ditutup oleh Master of Ceremony, peserta seminar, pengurus dan juga para demisioner melakukan sesi foto bersama. (LSO SLC/ed:afz/SINPUH)
