Sempat Merasa Salah Jurusan, Arista Mega Oktavia Berhasil Selesaikan Kuliah Dengan Predikat Lulusan Terbaik Prodi Hukum Pidana Islam

FASYA-Arista Mega Oktavia berhasil menyandang predikat lulusan terbaik Program Studi Hukum Pidana Islam pada wisuda ke-50 UIN Raden Mas Said Surakarta Rabu, (13/07/2022). Mega, begitu sapaanya, memperoleh Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3.77 dengan masa studi 3 tahun 9 bulan. Mega menjadi lulusan pertama di angkatannya, yakni angkatan ’18. Hal ini tentunya menjadi pencapaian yang luar biasa bagi Mega.

Fokus dengan tujuan, selalu membuat target, dan menentukan skala prioritas adalah kunci yang menghantarkannya pada predikat lulusan terbaik prodi.

Dalam perjalanan perkuliahannya, di awal masuk UIN Raden Mas Said Surakarta yang pada tahun 2018 masih menjadi IAIN Surakarta, Mega sempat merasa salah jurusan.

“Tidak ada bayangan sama sekali tentang jurusan Hukum Pidana Islam. Mau jadi apa nanti, mau belajar apa nanti, tidak terpikirkan sama sekali waktu itu,” ujarnya.

Di masa awal perkuliahan menjadi awal yang berat baginya, hingga suatu hari dia menemukan sepenggal kalimat “Selesaikan apa yang kamu mulai”. Kalimat itulah yang menolongnya dari perspektif “salah jurusan” yang dia buat sendiri, sehingga dia termotivasi untuk semangat menghadapi perkuliahannya.

Dikenal sebagai mahasiswa ambis, Mega selalu membuat target dalam perjalanan perkuliahannya. Mengambil mata kuliah semester atas, selalu dia lakukan. Dengan demikian, di semester akhir beban mata kuliah bisa berkurang sehingga menjadi lebih fokus untuk mengerjakan skripsi.

Berbicara mengenai skripsi, Mega mengambil topik mengenai diskursus euthanasia pasif dalam perspektif Hukum Positif dan Hukum Pidana Islam, yang mana topik tersebut jarang dibahas oleh mahasiswa Hukum Pidana Islam khususnya di UIN Raden Mas Said Surakarta. Dia hanya memerlukan waktu dua bulan untuk menyelesaikan skripsinya. Meskipun dalam waktu yang singkat, saat sidang munaqosyah, skripsinya mendapat apresiasi yang baik dari para penguji. Hal itu tentunya tidak lepas dari peran dosen pembimbing skripsi Mega, yakni Suciyani, M.Sos.

“Seminar proposal di tanggal 18 Maret, kemudian sidang munaqosyah di tanggal 20 Mei, dan alhamdulillah mendapat apresiasi yang baik dari para penguji,” ujarnya.

Sudah terlanjur tercebur ke danau, maka naiknya harus membawa hasil tangkapan ikan, bukan hanya basah dan lumpurnya saja yang didapat. Perumpamaan tersebut sepertinya sesuai dengan kisah perjalanan pendidikan S1 Mega. Sebab, ia masuk dengan perasaan salah jurusan, namun tidak disangka keluar dengan membawa kebanggaan, karena berhasil menjadi lulusan terbaik Program Studi Hukum Pidana Islam.

Di akhir cerita, Mega menuturkan bahwa setiap orang harus memiliki tujuan dalam hidupnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan target dan skala prioritas yang harus dirancang sedemikian rupa.

“Hidup itu adalah perjalanan, dan setiap perjalanan pasti memiliki tujuan. Untuk sampai pada tujuan itu, yang perlu dilakukan hanya tiga, fokus, membuat target, dan menentukan skala prioritas,” pungkasnya. (Arista Mega/Ed.afz/SINPUH)

Bagikan

Berita Terbaru

Berita Terkait

FasyaTV