Sri Herawati, Organisasi dan Kerja Keras Kunci Suksesku

FASYA- Awal kuliah di IAIN Surakarta rasanya saya masih tidak percaya. Rasa ketidakpercayaan itu muncul karena IAIN Surakarta sebenarnya bukanlah kampus yang menjadi impian saya saat itu. Meski begitu, pada bulan Agustus tahun 2013 saya mulai menjalani perkuliahan di kampus ini.

Saat mengikuti seluruh mata kuliah pada semester pertama rasanya saya seperti menjadi orang terbodoh di dunia. Mata kuliah yang banyak bumbu-bumbu Islamnya membuatku jadi kurus mendadak. Maklumlah saya bukanlah alumni dari pondok pesantren ataupun alumni sekolah yang berbasis Islam lainnya.

Sejak TK hingga SMK saya dididik di sekolah umum negeri sehingga sangat sedikit ilmu Agama yang saya ketahui. Bahkan saya tidak pernah belajar ilmu Agama yang lain kecuali cara membaca Al-Qur’an yang benar.

Sementara di Fakultas Syari’ah, kemampuan bahasa Arab dan memahami kitab sangat ditekankan. Dan yang membuat saya merasa tertinggal adalah karena teman-teman sekelas saya sebagian besar berasal dari pondok pesantren dan MAN. Pemahaman mereka terhadapilmu Agama tentu lebih baik.

Hal ini membuat saya setiap hari menghubungi orang tua dan menangis karena merasa tak mampu mengemban amanah mereka dan merasa gagal tidak bisa mengikuti matakuliah. Sering pula saya meminta agar dipindahkan ke PT lain. Bahkan saya sempat berniat untuk mengikuti SBMPTN pada tahun berikutnya. Namun berkat nasihat orang tua, perlahan saya mencoba mengatasi rasa minder dan putus asa itu.

Setiap ada waktu jeda ataupun sepulang dari kuliah, saya selalu meminta tolong teman yang alumni pondok pesantren untuk mengajari saya bahasa Arab dan membaca kitab. Sesekali saya meminta tolong kakak kelas untuk mengajari matakuliah yang saya anggap sulit. Bahkan saya meminta tolong teman dari jurusan bahasa Inggris untuk mengajari grammar yang benar.

Alhamdullilah akhirnya setahun masa sulit itu bisa saya lewati. Dua semester pun terlampaui meskipun dengan hasil IPK yang sangat buruk. IPK saat itu hanya tiga koma sekian dan jauh dari rata-rata cumlaude. Ketika memasuki semester tiga, ada pencerahan yang luar biasa. Matakuliah yang disajikan sangat menggugah hati saya untuk terus belajar dan membeli buku-buku yang dibutuhkan untuk kuliah.

Mata kuliah di semester tiga sangat jauh berbeda dengan semester sebelumnya. Di semester tiga banyak matakuliah yang berbasis hukum. Sayapun bertekad bahwa saya harus cumlaude. Alhamdulillah sejak semester tiga hingga semester tujuh Allah meridhoi tekad saya, meraih IPK cumlaude.

Selama tujuh semester berjalan, sebenarnya saya bukanlah seorang akademis oriented. Di sela-sela kegiatan akademis seperti perkuliahan, KKN, PPL, dan KKL di Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi, saya juga aktif di berbagai kegiatan organisasi kampus. Meski sebelumnya sempat galau dengan matakuliah di semester satu dan dua, organisasi telah menjadi obat yang membuat saya semangat untuk tetap bertahan di kampus IAIN Surakarta tercinta.

Selain aktif di organisasi saya juga bekerja menjaga bimbel selama semester satu. Saya juga menjadi karyawan di sebuah kios Laundry pada semester dua. Kemudian di semester tiga hingga semester empat saya menjadi karyawan di sebuah toko. Di semester lima hingga semester tujuh saya mengajar les privat.

Segala pekerjaan itu, saya jalani dengan ikhlas karena saya berniat untuk meringankan beban orang tua. Alhamdullilah jerih payah pekerjaan yang saya lakukan sedikit dapat meringankan beban orang tua. Alhamdullilah pula semasa studi, saya juga sempat memperoleh beasiswa DIPA dan Bank Indonesia.

Aktivitas organisasi dan bekerja tidak menghambat perkuliahan saya. Dengan tekad yang kuat untuk kuliah dan lulus dengan hasil yang baik, alhamdulillah Allah selalu memberikan kemudahan. Saya berusaha mengatur waktu antara kuliah, organisasi, dan bekerja sebaik mungkin. Meski kadang saya merasa lelah, namun saya bahagia karena saya mendapat banyak pengalaman yang berharga.

Di tengah kesibukan itu, saya juga sempatkan waktu untuk terlibat aktif bersama LSO Sharia Law Community (SLC) tempat di mana saya belajar tentang ilmu dan praktek hukum. Ini karena saya sadar akan kebutuhan untuk menunjang keberhasilan akademik. Selain itu, saya juga menyempatkan diri melakukan kegiatan sosial dengan mengajar TPA.

Kemudian saya pun memasuki masa-masa sulit berikutnya yang paling dinantikan namun sangat menegangkan yaitu menyusun skripsi. Segala strategi dan target terkait skripsi sebetulnya sudah saya siapkan sejak memasuki semester tujuh. Setelah saya menyelesaikan tugas laporan KKN, PPL, KKL, sayapun berusaha merancang skripsi.

Pada saat itu kebetulan masa jabatan di beberapa organisasi sudah purna, sehingga mengurangi beban tanggug jawab saya. Saya bertekad harus siap berperang melewati segala masa sulit mencari bahan penelitian, melakukan penelitian, dan bimbingan.

Alhamdullilah di semester tujuh tepatnya di bulan Desember saya lulus ujian Seminar Proposal dengan nilai A. Setelah itu saya berusaha untuk mencapai target selanjutnya yaitu Juli harus wisuda. Ketika masuk pada libur semester tepatnya di bulan Februari saya pergi ke Pengadilan Agama Lamongan untuk melakukan penelitian. Jarak yang jauh tidak menjadi penghambat saya untuk melakukan penelitian.

Setelah data-data terkumpul saya mencoba memulai menyusun skripsi. Selama tiga bulan sejak penelitian dilakukan, setiap hari saya harus ditemani dengan laptop dan ke perpustakaan. Hal yang paling membosankan selama mengerjakan skripsi adalah revisi. Namun revisi saya anggap sebagai ajang silaturahmi dengan pembimbing supaya tidak menjadi beban.

Masa sulit itu akhirnya berlalu. Pada tanggal 30 Mei 2017 alhamdullilah atas ridho Nya saya lulus ujian munaqasyah dengan nilai A. Hal ini sesuai dengan apa yang saya targetkan. Ia pun menjadi kado ulang tahun terindah bagi kedua orang tua saya dengan meraih gelar sarjana hukum (S.H).

Alhamdullilah pada hari Sabtu tanggal 29 Juli 2017 setelah pemindahan kuncir oleh Bapak Rektor IAIN Surakarta, akhirnya saya sah mengemban gelar Sarjana Hukum dan lulus dengan predikat cumlaude dengan masa studi 3 tahun 9 bulan.

Saya pun termasuk sebagai wisudawati terbaik ke-3 di tingkat institut mewakili Fakultas Syari’ah. Atas semua ini, kepada kedua orang tua, kerabat, para dosen fakultas Syari’ah dan rekan-rekan, saya ucapkan terima kasih atas bimbingan, doa dan dukungannya.

Tapi saya sadar ini bukan akhir perjalanan akademik saya. Karena itu saya selalu berharap dukungan semua pihak agar ke depan lebih baik. Saya juga berharap semoga wisudawan-wisudawati Fakultas Syari’ah berikutnya lebih sukses dan menjadi lulusan terbaik pertama mewakili Fakultas Syariah. Aamiin.

(Sumber: Herawati)

“Jangan Pernah Membatasi Diri Selama Kita Bisa Melakukannya dan Kita Bisa Bermanfaat Untuk Banyak Orang”

Bagikan

Berita Terbaru

Berita Terkait

FasyaTV