Tumbuhkan Semangat Ekonomi Kreatif, Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Syariah Gelar Pelatihan Untuk Masyarakat Terdampak Covid-19

FASYA- Selasa (01/09/2020), Bertempat di RT 04 RW 01 dusun Topesan, Gumpang, Kartasura tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Syariah mengadakan “Pelatihan Ekonomi Kreatif Untuk Masyarakat Terdampak Covid-19”. Tim tersebut diketuai oleh Muhammad Hanif al Hakim, M. Phil dan beranggotakan Dr. H. Muh Nasirudin, S.Ag., M.A., M.Ag., Anwarudin, M.H.I. dan Yunika Triana, S.Pd., M.Pd.

Kegiatan ini terinspirasi dari keluhan warga masyarakat sekitar IAIN Surakarta, bahwa saat ini kebanyakan masyarakat terdampak serius karena wabah covid-19. Dampak itu sangat dirasakan masyarakat ekonomi mengengah ke bawah, seperti pemutusan kerja, penghasilan berdagang menurun dan lain-lain. Terlebih, kebanyakan masyarakat tempat pelatihan ini menghuni di kawasan padat penduduk.

Menghadirkan ekonom sekaligus pengusaha berasal dari Klaten Helmi Haris  S.H.I., M.S.I. dan dimoderatori oleh Arif Nugroho, M. Pd, acara menyuguhkan salah satu contoh ekonomi kreatif berupa pengolahan limbah rumah tangga.

Karena padatnya penduduk di Topesan inilah, menjadi potensi besarnya produksi limbah rumah tangga. Berdasarkan hitungan rata-rata penduduk Indonesia, bahwa setiap hari rata-rata satu orang menghasilkan 0,5 kg sampah tiap hari. Dan akan menjadi masalah besar manakala suatu wilayah yang berpenduduk besar pastinya akan menghasilkan akumulasi sampah yang besar juga.

Budidaya Maggot menjadi salah satu solusi untuk mengurangi sampah organik warga. Dengan alat yang sederhana saja yang berukuran kurang lebih 1 m3  bisa menjadi alat penghancur sampah organik dengan cepat.

Dengan 1 gram maggot saja, sampah basah seberat 2-3 kg  bisa habis dalam hitungan jam. Keuntungan mengurai sampah dengan maggot adalah proses alami yang tidak banyak memakan tempat, ramah lingkungan bahkan sisa makanan maggot dan maggot yang mati dapat digunakan sebagai pakan ternak ikan lele. Artinya masyarakat akan banyak memperoleh manfaat berlipat dengan kegiatan kreatif ini.

Berdasarkan keterangan warga setempat, Bapak Sugiyanto mengeluhkan karena banyak warga di luar daerah yang membuang sampah di wilayahnya. Membuang sampah tidak pada tempatnya ini menjadi masalah besar hampir tiap hari karena kurangnya tingkat kesadaran masyarakat umum kurang.

Disisi lain pemilahan sampah di wilayah Topesan sebenarnya sudah baik. Setiap warga diwajibkan untuk memilahkan sampah organik dan non-organik. Namun, lagi-lagi menjadi masalah baru ketika sampah itu diambil oleh petugas kebersihan. Petugas mengambil sampah organik dan non-organik ke dalam satu truk.  Di dalam bak truk akhirnya bercampur baik sampah organik dan non-organik.

Dengan adanya budidaya maggot ini, diharapkan warga cukup menyediakan satu bak sampah non-organik saja, karena sampah organik bisa dimanfaatkan warga untuk budidaya maggot. Selain itu, warga juga berharap nantinya akan ada solusi lain untuk memanfaatkan sampah non-organik warga, imbuhnya. (Yunika/ Ed. dw)

Bagikan

Berita Terbaru

Berita Terkait

FasyaTV