Usai Kajian Tafsir Jalalain, Para Santri Munawir Sjadzali Berebut Barakah Sisa Minum Kyai Amin

FASYA – Mengkaji kitab kuning menjadi makanan sehari-hari santri Ponpes Munawir Sjadzali. Salah satu kitab kuning yang dikaji adalah Tafsir Jalalain. Kajian itu dilaksanakan rutin setiap Senin dan Rabu, ba’da maghrib.

K.H. Aminuddin Ihsan, Lc., M.A. selaku pengasuh Ponpes milik Fakultas Syariah (Fasya) IAIN Surakarta ini sebelum mulai kajian Tafsir Jalalain berpesan kepada para santri agar belajar kitab alat (nahwu shorof). Supaya bisa memahami kitab-kitab kuning sebagai sumber yang orisinil bukan terjemahannya saja. “Belum bisa dikatakan ahli agama kalau seseorang itu tidak bisa dan paham bahasa arab,” demikian tutur Kyai Amin.

Saat peliputan berita ini, Rabu (10/10/2018), kajian Tafsir Jalalain sudah sampai pada Surah Al-Kahfi yang membahas tentang ashabul kahfi. Dalam surah itu menceritakan pemuda-pemuda ashabul kahfi yang luar biasa, demi menghindari pemimpin yang dholim mereka rela mengasingkan diri di dalam gua.

Dari kisah itu sebenarnya ada pesan tersirat yang menuntut para santri untuk berfikir dan mengambil pelajaran Lebih lanjut, Kyai Amin dalam kajian tafsir al-kahfi mengisahkan tokoh-tokohnya yang terdiri dari 7 pemuda dan 1 anjing (pendapat mayoritas).

Seperti di pondok-pondok salafiyah lainnya, model pembelajaran yang digunakan adalah bandongan, yaitu merode kajian eorang kyai membacakan kitab dan santri memaknai dengan pegon di kitab masing-masing.

Selain santri Pesma Munawir Sjadzali, kajian yang dilaksanakan di Masjid Darussalam, Gerjen Pucangan Kartasura ini juga bersama para santri Ponpes Darussalam. Walaupun kajian diikuti 60-an santri, kajian kitab kuning berjalan khidmah. Salah satu hal yang menarik yaitu pada saat pengajian berakhir sisa minuman oleh Kyai Amin menjadi rebutan para santri.

Penulis: Amalia Hidayatul Kholifah

Editor: Winarto

Bagikan

Berita Terbaru

Berita Terkait

FasyaTV