Prof. Dr. Muhammad Latif Fauzi, MSI., MA. Tekankan Urgensi Penguatan Academic Culture di Kalangan Mahasiswa Indonesia di Kairo

FASYA – Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Mesir menggelar sebuah sarasehan bertema “Membangun Academic Culture di Kalangan Mahasiswa Indonesia di Mesir” pada Selasa, 13 Mei 2025. Acara ini bertempat di Sekretariat PCINU Mesir di Kairo dan menghadirkan narasumber utama Prof. Dr. Muhammad Latif Fauzi, MSI., MA., Guru Besar Program Studi Hukum Keluarga Islam Fakultas Syariah (FASYA) Universitas Islam Negeri  Raden Mas Said Surakarta (UIN Surakarta).

Sarasehan ini diikuti oleh puluhan mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh studi di berbagai universitas di Mesir, terutama di Universitas Al-Azhar, serta beberapa aktivis organisasi kemahasiswaan. Acara tersebut menjadi ruang penting untuk refleksi bersama sekaligus penguatan orientasi akademik bagi para pelajar Indonesia yang telah lama menjadi bagian dari tradisi keilmuan Islam di Timur Tengah.

Prof. Dr. Muhammad Latif Fauzi, MSI., MA. Sebagai Narasumber (Sebelah Kanan)

Dalam pemaparannya, Prof. Dr. Latif Fauzi menyampaikan bahwa pembangunan budaya akademik atau academic culture merupakan fondasi utama bagi terciptanya masyarakat ilmiah yang sehat dan produktif. Menurutnya, budaya akademik bukan sekadar soal nilai akademis atau prestasi belajar, melainkan mencakup cara berpikir kritis, semangat mencari ilmu, keterbukaan terhadap diskusi, dan konsistensi dalam menulis serta membaca karya-karya ilmiah.

Academic culture tumbuh dari ketekunan, kejujuran ilmiah, dan komitmen untuk terus berpikir dan berdialog secara konstruktif. Ini yang harus dijaga oleh mahasiswa Indonesia, khususnya yang sedang belajar di lingkungan keilmuan yang begitu kaya seperti Mesir,” tegas Prof. Latif.

Beliau menjelaskan bahwa, suka tidak suka, tradisi akademik yang berlaku di Indonesia sekarang dibentuk dan dipengaruhi oleh tradisi Barat. Ini membuat para alumni perguruan tinggi di Timur Tengah perlu menyesuaikan diri, terutama dalam hal publikasi ilmiah.

Beliau juga menyinggung pentingnya integrasi antara tradisi keilmuan klasik yang menjadi ciri khas Al-Azhar dengan pendekatan keilmuan kontemporer. “Mahasiswa Indonesia memiliki keunikan tersendiri karena mereka tumbuh dalam kultur pesantren yang kuat, lalu disambungkan dengan pengalaman studi di Al-Azhar. Ini adalah modal besar untuk membangun jembatan antara tradisi dan modernitas,” ujarnya.

Dalam sesi diskusi, peserta antusias menyampaikan berbagai pertanyaan dan refleksi, mulai dari tantangan menghadapi culture shock akademik di Mesir, perlunya menulis karya ilmiah secara berkelanjutan, hingga soal bagaimana menempatkan diri dalam arus perdebatan pemikiran Islam yang terus berkembang, baik di level lokal maupun global.

Ketua PCINU Mesir, KH. Faiz Husaini, MA, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari program strategis PCINU untuk memperkuat kapasitas intelektual dan keilmuan kader NU di luar negeri. “Kami ingin membentuk generasi mahasiswa NU yang tidak hanya piawai dalam membaca kitab, tapi juga mampu menulis, berdiskusi, dan menghasilkan karya-karya ilmiah yang relevan dengan zaman,” katanya.

Ia menambahkan bahwa PCINU Mesir memandang penting pembinaan intelektual jangka panjang sebagai bagian dari kontribusi nyata diaspora santri Indonesia bagi pembangunan bangsa. “Kita berada di lingkungan keilmuan yang bersejarah. Maka sudah seharusnya kita memaksimalkan kesempatan ini untuk menjadi penulis sejarah baru bagi umat,” pungkasnya.

Sarasehan ini ditutup dengan penekanan kembali oleh Prof. Dr. Latif Fauzi bahwa mahasiswa Indonesia perlu memanfaatkan ruang belajar di Mesir tidak hanya sebagai ajang menimba ilmu agama, tetapi juga sebagai latihan menjadi pemikir dan penulis yang kritis, terbuka, dan bertanggung jawab. Ia mendorong agar mahasiswa membangun forum-forum diskusi rutin, menulis artikel ilmiah secara berkala, dan memperluas literasi lintas disiplin sebagai bagian dari proses pembentukan diri.

Foto Bersama Peserta Sarasehan “Membangun Academic Culture di Kalangan Mahasiswa Indonesia di Mesir”

Dengan berlangsungnya sarasehan ini, PCINU Mesir berharap terbangun ekosistem akademik yang lebih hidup, kolaboratif, dan transformatif di kalangan mahasiswa Indonesia, sebagai bekal kembali ke tanah air dengan membawa ilmu, pengalaman, dan visi keumatan yang matang. (MLF)

Bagikan

Berita Terbaru

Informasi Terkait

FasyaTV