FASYA — Dalam rangka memperkuat pemahaman teoritis dan keterampilan praktis mahasiswa dalam bidang Ilmu Falak, Laboratorium Hisab-Rukyat Al-Hilal Fakultas Syariah (Fasya) Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta (UIN Surakarta) kembali menyelenggarakan kegiatan praktikum falakiyah yang bertajuk “Rashdul Kiblat dan Observasi Hilal Awal Dzul Hijjah 1446 H”. Kegiatan ini berlangsung pada Rabu, 28 Mei 2025 bertempat di Observatorium Al-Hilal, lantai 4 Gedung Fakultas Syariah, dan diikuti oleh puluhan mahasiswa lintas program studi di bawah naungan Fakultas Syariah.
Agenda Praktikum: Rashdul Kiblat dan Observasi Hilal
Kegiatan praktikum ini dibagi menjadi dua sesi utama, yaitu praktik pengukuran arah kiblat melalui fenomena Rashdul Kiblat dan sesi observasi hilal awal bulan Dzul Hijjah 1446 H.
Sesi Rashdul Kiblat
Sesi pertama dimulai pada pukul 16.18 WIB, bertepatan dengan waktu terjadinya Istiwa A’zham atau Rashdul Kiblat, yaitu saat matahari berada tepat di atas Kakbah, sehingga semua bayangan benda tegak lurus yang ada di mana pun di bumi akan menunjukkan arah kiblat. Fenomena ini terjadi dua kali dalam setahun, dan pada tahun 2025 ini, terjadi pada tanggal 27 / 28 Mei dan 15 / 16 Juli.
Mahasiswa diajak untuk mempraktikkan penentuan arah kiblat dengan metode bayangan benda tegak, menggunakan alat-alat sederhana seperti tongkat lurus, benang, dan penggaris. Selain itu, mahasiswa juga diajarkan cara mencocokkan hasil bayangan dengan data hisab dan aplikasi digital kompas kiblat sebagai pembanding.
Praktikum ini bertujuan untuk mengenalkan kepada mahasiswa metode klasik penentuan arah kiblat yang telah digunakan oleh para ulama falak sejak berabad-abad lalu, sekaligus menumbuhkan ketelitian dan keterampilan praktis dalam pengukuran arah shalat yang tepat.
Sesi Observasi Hilal
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi kedua, yaitu observasi hilal awal bulan Dzul Hijjah 1446 H. Dosen pendamping sekaligus ketua Laboratorium Hisab-Rukyat Al-Hilal telah menyiapkan beberapa instrumen optik seperti teleskop robotik dan smart teleskop Seestar S50 yang digunakan untuk mengamati posisi hilal secara akurat.
Mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil untuk bergiliran melakukan pengamatan hilal di arah barat laut, lokasi di mana hilal diperkirakan muncul beberapa saat setelah matahari terbenam. Kondisi cuaca saat itu cukup berawan di ufuk barat, sehingga cukup mengganggu proses pengamatan secara signifikan.
Sebelum sesi pengamatan, para mahasiswa diberi pembekalan tentang dasar-dasar hisab rukyat, seperti parameter elongasi, ketinggian hilal dan umur bulan. Dosen pendamping praktikum, Dr. Muhammad Himmatur Riza, M.H., menyampaikan bahwa observasi ini juga disesuaikan dengan data hisab hakiki kontemporer yang telah dihitung sebelumnya. “Hilal sore ini diperkirakan memiliki tinggi 13° 54’ 53.88” dengan elongasi sekitar 19° 0’ 21.2”, yang berarti secara data cukup mungkin terlihat,” jelas beliau.
Antusiasme Mahasiswa dan Harapan ke Depan
Kegiatan praktikum ini disambut dengan antusiasme tinggi dari para mahasiswa. Bagi sebagian besar peserta, ini merupakan pengalaman pertama mereka melakukan observasi langit secara langsung dengan perangkat astronomis. “Saya merasa sangat antusias karena ini pengalaman berharga. Selama ini kami hanya belajar di kelas, tapi sekarang bisa langsung terlibat dalam pengamatan dan pengukuran. Kami jadi lebih yakin dan memahami pentingnya Ilmu Falak dalam kehidupan beragama,” ungkap M. Ilyas Majid, salah satu mahasiswa peserta praktikum.
Senada dengan itu, Ketua Laboratoium Hisab-Rukyat Al-Hilal, Dr. Muhammad Himmatur Riza, M.H., menyatakan bahwa kegiatan praktikum seperti ini akan terus dilaksanakan secara berkala sebagai bagian dari program penguatan kurikulum Ilmu Falak terapan. “Kegiatan seperti ini sangat penting agar mahasiswa tidak hanya menguasai teori, tetapi juga memiliki keahlian praktis yang dapat digunakan dalam masyarakat, misalnya saat menentukan arah kiblat untuk masjid atau dalam sidang isbat penentuan awal bulan hijriah,” ujarnya.
Penutup
Dengan terlaksananya praktikum Rashdul Kiblat dan Observasi Hilal Awal Dzul Hijjah 1446 H ini, diharapkan mahasiswa Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said mampu mengembangkan pemahaman integratif antara Ilmu Falak klasik dan modern, serta menumbuhkan kepekaan terhadap pentingnya akurasi dalam pelaksanaan ibadah berdasarkan waktu dan arah yang tepat.
Laboratorium Hisab-Rukyat Al-Hilal akan terus berkomitmen sebagai pusat edukasi dan riset falakiyah di lingkungan UIN Raden Mas Said, dengan membuka kesempatan kolaborasi bersama instansi terkait dalam pengembangan Astronomi Islam berbasis akademik dan praktis. (sabiq/Ed. smn)