FASYA-Sebanyak 400 peserta mengikuti Ngaji Filsafat bersama Dr. Fahruddin Faiz, M.Ag. pada hari Sabtu 19/10/2019 yang bertempat di Masjid Imam Buchori IAIN Surakarta. Acara ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Hukum Keluarga Islam (HKI).
Acara Ngaji Filsafat yang bertemakan “Falsafah Pernikahan dalam Terminologi Cinta dan Pandangan Para Filsuf” ini dihadiri oleh mahasiswa baik dari IAIN Surakarta maupun dari kampus lain, bahkan ada beberapa dosen yang ikut berbaur bersama ditengah-tengah mahasiswa yang hadir.
Diantara mereka hadir karena ingin bersua langsung dengan Fahruddin Faiz, yang rekaman suaranya sudah sering mereka dengar melalui berbagai platform digital seperti YouTube, Instagram, dan lain-lain.

Dengan diselenggarakannya acara ini, diharapkan peserta dapat memahami persoalan pernikahan dari sudut pandang filsafat dan cinta serta menurut pandangan para filsuf.
Bagi peserta yang sudah berumah tangga atau yang dalam waktu dekat berencana menikah, acara ini juga bertujuan memberikan semangat dan gambaran kepada mereka mengenai persoalan pernikahan dan cara menghadapinya dengan cinta dan kasih sayang.
Magnet dari banyak mata malam itu ialah Dr. Fahruddin Faiz, M.Ag., dosen filsafat di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang sejak 2013 setiap malam rabu disetiap pekannya menjadi pengisi materi dan pemantik diskusi kajian filsafat di Masjid Jendral Sudirman Yogyakarta.
Namanya sudah cukup besar di kalangan pengkaji filsafat serta masyarakat luas, penjelasannya runut dan sederhana, bernas dan dibumbui guyon.
Ketua HMJ HKI, Indira Rahma Annisa, dalam sambutannya mengatakan, “Kita sudah sering mengkaji pernikahan dalam perspektif fikih dan juga hukum di Indonesia. Maka pada kesempatan kali ini, kita mencoba mengkajinya dari kacamata yang berbeda, yaitu perspektif filsafat.”
Fahruddin Faiz menjelaskan mengenai pandangan para filsuf dengan menghadirkan quote-quote dari para filsuf, lalu dilanjutkan dengan materi tentang cinta dan pernikahan. Beliau mengingatkan bahwa kita akan menikah dengan sesama manusia, maka harus mempersiapkan diri dengan hal-hal manusiawi seperti kesalahan dan kekurangan.
“Pernikahan itu bagaikan komputer, engkau mendapat apa yang engkau masukkan (input-output). Kalau engkau masukkan adalah ketekunan, kasih sayang, saling percaya, kepedulian, ketuhanan, engkau akan mendapatkan kebahagiaan, kepuasan, kepenuhan, kedekatan dan keberanian menghadapi problematika kehidupan”, ujar Fahruddin.
Lebih lanjut, “Namun bila yang engkau masukkan adalah kecurigaan, egoisme, keangkuhan, perintah-paksaan, tidak ada komitmen, tidak saling percaya, maka engkau akan memanen frustasi, kemarahan, dan segala macam persoalan,” tambah Fahruddin.
Acara berjalan dengan lancar. hadirin menyimak pemateri dengan seksama. Ketika sesi tanya jawab berlangsung, hadirin juga terlihat sangat antusias.

Kegiatan kali ini diselenggarakan supaya kita memiliki pandangan yang lebih luas tentang pernikahan dan persoalan didalamnya, sehingga nantinya kita dapat lebih bijak dalam mempersiapkan ataupun menjalaninya. (Ahmad Difa’ Fardan Afuza)