FASYA-Sabtu (12/03/2022) Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta menyelenggarakan Rapat Senat Terbuka Wisuda Sarjana, Magister dan Doktor Ke-49 Tahun 2022 dengan Tema “Peran PTKIN dalam Menghadapi Perubahan Iklim”. Pelaksanaan wisuda kali ini dilaksanakan di Boulevard UIN Raden Mas Said Surakarta. Ini merupakan kali kedua pelaksanaan wisuda dilaksanakan di tempat terbuka, mengingat kondisi pandemi yang perlahan-lahan mulai mereda.

Wisuda kali ini diikuti oleh 629 wisudawan, yang terdiri dari 604 wisudawan sarjana, 23 wisudawan magister, dan 2 wisudawan Doktor. Sementara fakultas Syariah mengirimkan 131 wisudawan, yang terdiri dari 77 wisudawan Prodi Hukum Ekonomi Syariah, 29 wisudawan Prodi Hukum Keluarga Islam, 17 wisudawan Prodi Hukum Pidana Islam dan 8 wisudawan Prodi Manajemen Zakat dan Wakaf.
Bintan Rahayu Anisah menjadi wisudawan terbaik Fakultas dan juga Prodi Hukum Ekonomi Syariah dengan IPK 3.77. Sementara dari Prodi Hukum Keluarga Islam, wisudawan terbaiknya yaitu Moh Tharix Azis dengan IPK 3.71, Prodi Hukum Pidana Islam yaitu Raveena Salsabilatama dan Sindi Cahyani dengan IPK yang sama 3.69, dan Prodi Manajemen Zakat dan Wakaf yaitu Faris Al Fathony dengan IPK 3.72.

Usai secara simbolis diwisuda dengan pemindahan kucir, rapat senat kemudian dilanjutkan dengan sambutan Rektor UIN Raden Mas Said Surakarta, Prof. Dr. H. Mudofir Abdullah, S.Ag., M.Pd. “Situasi pandemi yang telah berjalan kurang lebih dua tahun ini, mendorong kita semua menyadari, mengenali dan melaksanakan agenda-agenda mitigasi akibat perubahan iklim.”
“Pemilihan tema ‘Peran PTKIN dalam Menghadapi Perubahan Iklim’ dirasa tidak urgen, namun situasi pandemi ini membuat kita untuk menumbuhkan literasi-literasi perubahan iklim mengingat problem-problem manusia saat ini yang kian kompleks,” pungkas rektor.

Lebih lanjut, rektor juga menyampaikan bahwa bagi masyarakat tertentu, perubahan iklim telah diantisipasi dengan pendidikan dan inovasi-inovasi teknologi, investasi-investasi riset dan mencari dunia baru di luar bumi. Hal tersebut bagi masyarakat kita terasa sangat visioner bahkan tidak terpikirkan kerena kita disibukkan oleh pertikaian-pertikaian soal agama.
Dengan kondisi seperti itu, apa yang bisa dilakukan oleh PTKIN dalam menghadapi krisis lingkungan ini? “ada tiga hal, pertama memasukkan isu-isu krisis lingkungan ke dalam kurikulum pendidikan. Kedua, mendorong para mahasiswa S1, S2 maupun S3 untuk terus melakukan riset perspektif perubahan iklim. Ketiga, terus-menerus memupuk komunitas kampus untuk responsif terhadap isu-isu perubahan iklim.”

Di kesempatan ini, rektor juga mengajak para wisudawan untuk menjadi bagian dari proyek visioner global untuk menyelamatkan warisan bumi kita satu-satunya. Rektor menutup sambutannya dengan mengucapkan selamat kepada para wisudawan yang telah menyelesaikan perjalanannya di kampus tercinta ini. “Semoga saudara-saudara segera mendapatkan pekerjaan, jodoh, dan masa depan yang lebih baik,” tutup Mudofir. (afz/Ed.hh/SINPUH)