FASYA-Rabu, (31/07/2024) Fakultas Syariah melaksanakan kunjungan ke Lembaga Tahfidz dan Pengkajian Al-Qur’an Universitas Sains Al-Qur’an (UNSIQ) Jawa Tengah di Wonosobo. Dekan, para Wakil Dekan, Para Ketua dan Sekretaris Jurusan, para Koordinator Prodi, Kepala Laboratorium, para Kepala Sub Unit, dosen dan tenaga kependidikan Fakultas Syariah turut serta dalam kunjungan ini.
Tepat Pukul 13.00, rombongan tiba di Kampus 2 UNSIQ dan disambut oleh Ketua Kepala Lembaga Tahfidz dan Pengkajian Al-Qur’an, Mukromin, Alh., M.Ag., Kepala Lembaga Kajian Islam Nusantara dan Aswaja An-Nahdliyah, Dr. H. Samsul Munir, M.A., Sekretaris Yayasan UNSIQ Jawa Tengah di Wonosobo, Dr. Abdul Majid, M.Pd. di Masjid Baitul Qur’an KH. Muntaha Al-Hafidz Lt.3.
Dr. Sidik, S.Ag., M.Ag. mewakili rombongan Fakultas Syariah mengucapkan banyak terima kasih atas kesediaan UNSIQ Wonosobo menerima rombongan Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta. “Terima kasih kami sampaikan, kami rombongan ‘bedol ndeso’ berkunjung kesini dalam rangka penguatan program pembelajaran Al-Qur’an,” ucap Sidik.
Ada 22 ribu mahasiswa di UIN Raden Mas Said Surakarta, 3 ribu di antaranya adalah mahasiswa Fakultas Syariah. Setiap tahun ada sekitar 700-800 mahasiswa baru Fakultas Syariah, namun 200 hingga 300 mahasiswa belum cukup mampu dalam Baca Tulis Al-Qur’an. Menurut Sidik, hal ini merupakan masalah umum yang saat ini sedang dihadapi oleh PTKI dan PTKIN di seluruh Indonesia. “Oleh karena itu, kunjungan ini kami berharap dapat memperolah hibah metode untuk mengatasi permasalahan tersebut,” paparnya.

Sekretaris Yayasan UNSIQ Jawa Tengah di Wonosobo, Dr. Abdul Majid, M.Pd. menyambut baik rombongan dari UIN Raden Mas Said. “Visi UNSIQ yaitu mendunia bersama Al-Qur’an, apa yang dialami oleh UIN Surakarta merupakan permasalahan yang dialami oleh pendiri UNSIQ yakni KH. Muntaha Al-Hafidz. Melalui sharing hari ini, kami juga berharap bisa memberikan informasi maupun metode dan tentu bisa saling belajar terkait pembelajaran Al-Qur’an, karena di sini pun kami juga terus berusaha meningkatkan itu,” katanya.

Sesi diskusi dilanjutkan dengan sharing-sharing dari Fakultas Syariah maupun UNSIQ. Abdullah Tri memulainya dengan menanyakan biaya-biaya bagi mahasiswa yang diwajibkan untuk nyantri setahun pertama masuk UNSIQ. Tak mau ketinggalan, Muh. Julijanto secara lebih spesifik menanyakan, bagaimana pembinaan bagi mahasiswa berkebutuhan khusus.
Lebih lanjut, Ahmadi FD ingin lebih mengetahui secara detail, bagaimana UNSIQ merangkul alumninya untuk terus mengabdi di UNSIQ. Kesempatan untuk menggali lebih jauh juga dimanfaatkan oleh Asiah Wati terkait bagaimana tes yang dilakukan oleh kampus untuk mengetahui kemampuan khususnya BTA, apakah hanya ketika masuk atau ada tes sebelum sidang tugas akhir.
Mukromin, Alh., M.Ag. mengawali sharingnya dengan menceritakan bagaimana luar biasanya KH. Muntaha dalam membangun kampus hingga saat ini memiliki 12 ribuan mahasiswa dan ribuan alumni yang telah tersebar di penjuru negeri. Mukromin menjelaskan, bahwa ketika santri dipondok, jam 6 sore hingga pagi wajib dipondok dengan berbagai kegiatan. Ini dilakukan dalam rangka membina mahasiswa baru yang baru masuk di UNSIQ untuk meningkatkan kemampuan agamanya khususnya dalam BTA. Drs. H. Samsul Munir, M.Ag. juga turut memberikan pencerahannya terkait metode dalam pembelajaran Al-Qur’an.

Sesi diskusi diakhiri dengan penandatanganan MoU antara Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta dengan UNSIQ. “Melalui Kerjasama ini, diharapkan ada symbiosis mutualisme antara dua institusi, khususnya dalam rangka Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Mahasiswa UINSIQ bisa belajar di UIN Surakarta begitu juga sebaliknya,” pungkas Sidik.

Acara diakhiri dengan pemberian cindera mata dan foto bersama. Sebelum Kembali ke Solo, rombongan diajak berkeliling untuk melihat langsung pembuatan Al-Qur’an raksasa yang ada di UNSIQ. (AFz)
