Oleh:
Nancy Adhelia Frizzy (HKI/242121038)
Gender adalah identitas yang disusun secara sosial, budaya, dan politik, sedangkan “seks” atau gender adalah perbedaan seksual biologis, atau dengan didasarkan atas fakta biologis, mengacu pada perbedaan anatomi, genetik, dan hormonal. Gender adalah identitas biologis alamiah, yang diberikan “given” oleh Tuhan atau alam, maka dari itu memiliki sifat permanen. Jenis kelamin seseorang mengacu pada identitas biologis dan genetik yang terbentuk sejak pembuahan dan saat janin berkembang di dalam rahim. Gender menjadi peran yang dapat menentukan apakah kita seorang perempuan atau laki-laki. perangkat perilaku khusus ini dapat dibedakan dalam hal pakaian, komunikasi, perilaku, dan tanggung jawab keluarga. (Julia Cleves, 1996)
Menurut Merriam-Webster,” patriarki adalah organisasi sosial yang ditandai dengan supremasi ayah dalam klan atau keluarga, ketergantungan hukum pada istri dan anak-anak, dan penghitungan darah dan warisan dalam keturunan laki-laki. Oleh karena itu, dalam segala aspek kehidupan sosial, budaya dan ekonomi, status laki-laki dapat dikatakan lebih tinggi dari Perempuan.”
Di Indonesia hingga saat ini masih menganggap kedudukan perempuan lebih rendah dibanding laki-laki. Indonesia naik ke peringkat 87. Pada tahun lalu, Indonesia menempati urutan 92 dari 146 negara. Skor Global Gender Gap pada tahun 2023 mencapai 68,4% atau 0,684, menunjukkan peningkatan sebesar 0,3% atau 0,003 dibandingkan tahun sebelumnya. Skor Indonesia tidak mengalami perubahan dari tahun 2022, yaitu 0,697. Hal ini menandakan bahwa Indonesia baru mencapai 69,7% kesetaraan gender dan pencapaian ini tidak mengalami perubahan dari tahun 2022. Skor didasarkan oleh empat sub-indeks, yaitu pencapaian di bidang pendidikan, kesehatan dan kelangsungan hidup, partisipasi dan peluang ekonomi, serta pemberdayaan politik. Global Gender Gap Report memberikan skor antara 0 dan 1, di mana 1 menunjukkan kesetaraan gender dan 0 menunjukkan ketimpangan gender.
Selama ini sistem sosial yang berlaku di Indonesia secara umum sangat dipengaruhi oleh budaya atau kultur patriarki. Hal inilah yang mempengaruhi berbagai sistem yang ada termasuk di wilayah Kalimantan Selatan, baik sistem politik, ekonomi, sosial budaya maupun agama. Budaya patriarki menekankan pada superioritas kaum laki-laki dan perempuan hanya di tempatkan dalam wilayah domestik. Dalam “Bahasa Banjar” tugas perempuan diidentikkan dengan istilah dapur (memasak), sumur (mencuci), dan kasur (berkembang biak/melahirkan).
Isu kesetaraan gender menjadi isu yang sangat menarik untuk dibahas karena kesetaraan gender berdampak pada keadilan sosial, kesehatan mental, pendidikan, dan ekonomi. untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif di Indonesia yang memiliki sistem patriarki yang kuat.
Dimungkinkan untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah ini, mendorong tindakan kolektif, dan memungkinkan setiap orang untuk berbicara dan berkontribusi. Kita dapat membuat masyarakat yang lebih damai dan setara dengan memahami dan mengatasi ketidakadilan ini. Menjelajahi bagaimana media dapat berkontribusi dalam membentuk pandangan masyarakat tentang gender dan memperjuangkan kesetaraan. Mengkaji pentingnya keterlibatan perempuan dalam politik dan pengambilan keputusan untuk menciptakan kebijakan yang lebih adil.
R.A. Kartini (1879-1904) tercatat menjadi penggagas pendidikan perempuan, yang menegaskan bahwa pendidikan merupakan tahapan awal untuk menghapuskan penindasan atas perempuan. Menganalisis konstruksi sosial gender menjadi suatu hal yang berbeda dari fakta biologis atau seksualitas (gender) merupakan ciri fundamental feminisme secara umum. Gender dan perbedaan gender menjadi kerangka teori fundamental untuk memperoleh pengetahuan baru untuk mengungkapkan berbagai wujud hubungan asimetris yang tersembunyi atau untuk mengajukan pertanyaan baru mengenai hubungan sosial laki-laki dan Perempuan.
Kesetaraan gender merujuk pada kondisi di mana perempuan dan laki-laki memiliki hak, tanggung jawab, dan peluang yang sama dalam semua aspek kehidupan. Sistem patriarki, di mana laki-laki mendominasi peran sosial dan ekonomi, sering kali menghambat pencapaian kesetaraan ini. Dalam konteks Indonesia, pemahaman yang mendalam tentang konsep ini sangat penting untuk menggugah kesadaran masyarakat.
Dari pembahasan yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah kunci untuk mendorong kesetaraan gender. Dengan memberikan pendidikan yang setara, kita tidak hanya memberdayakan perempuan, tetapi juga membangun generasi yang lebih sadar akan isu-isu gender. Ini membantu menciptakan lingkungan di mana kesetaraan dianggap norma. Meningkatkan kepemimpinan perempuan dalam pengambilan keputusan akan memastikan bahwa suara dan kebutuhan perempuan diperhatikan dalam kebijakan publik. Dengan komitmen yang kuat dari berbagai pihak, kita dapat memfasilitasi transformasi budaya dan struktur sosial menuju masyarakat yang lebih adil dan setara. Kesetaraan gender bukan hanya tujuan, tetapi juga cara untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua.
Menuju pada paparan yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa tingkatkan kebijakan dan penegakan hukum yang mendukung kesetaraan gender. Pastikan bahwa perempuan memiliki akses yang memadai untuk menuntut hak-hak mereka dan bahwa ada saluran yang jelas untuk melaporkan pelanggaran. Manfaatkan media dan platform digital untuk menyebarluaskan pesan kesetaraan gender, menyoroti prestasi perempuan, dan membongkar stereotip gender. Kampanye media yang kreatif dapat meningkatkan kesadaran masyarakat. Selenggarakan kegiatan di tingkat komunitas, seperti seminar, lokakarya, dan diskusi, untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesetaraan gender. Libatkan berbagai pihak, termasuk tokoh masyarakat, untuk menjangkau audiens yang lebih luas.