FASYA-Pada tanggal 17-23/07/2024, tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Internasional Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta melakukan rangkaian kegiatan pelayanan kemasyarakatan kepada beberapa institusi dan kelompok masyarakat keturunan Jawa di Batu Pahat Johor Malaysia. Tim yang terdiri dari empat dosen ini bertolak menuju Negeri Jiran dengan maksud untuk melakukan penguatan literasi budaya Islam, khususnya Islam Jawa kepada masyarakat tujuan. Dikarenakan banyaknya agenda kunjungan ke institusi dan kelompok masyarakat itulah, rangkaian kegiatan tersebut dilaksanakan secara bertahap dalam beberapa hari.
Bincang Budaya Islam di Sekolah Menengah Agama Parit Raja
Pada hari pertama, tepatnya pada Kamis, (18/07/2024) tim PKM berkunjung ke Sekolah Menengah Agama Parit Raja, Batu Pahat, Johor, Malaysia. Sekolah ini adalah salah satu sekolah negeri berbasis keagamaan Islam yang dikelola dengan sistem asrama dengan enam jenjang kelas. Perlu diketahui bahwa di Malaysia, untuk sekolah menengahnya tidak dipisah menjadi dua layaknya di Indonesia (SMP dan SMA), sehingga usai anak menyelesaikan pendidikan rendahnya (di Indonesia dikenal dengan Sekolah Dasar), maka mereka langsung melanjutkan di jenjang sekolah menengah.
Sekolah ini terletak di kawasan yang mayoritas dihuni oleh masyarakat keturunan Jawa. Meskipun demikian, hubungan kemasyarakatan di sana sangat baik, bahkan mereka sudah dianggap sebagai bagian dari masyarakat.
Melayu di sana. Dalam hal interaksi keagamaan Islam pun tak ditemukan terlalu banyak perbedaan, karena di kedua negara pada umumnya menganut corak Asyariyah Maturidiyah (yang oleh masyarakat familiar dikenal dengan nama Ahlus Sunnah wal Jamaah, disingkat Aswaja) dalam amal peribadatannya. Maka dari itu, tak mengherankan jika masyarakat Jawa yang notabene pendatang bisa begitu mudah menyesuaikan diri di sana.
Pada waktu itu, cukup mengejutkan kehadiran tim PKM tak hanya disambut langsung oleh Pengetua (di Indonesia setara Kepala Sekolah), yaitu Encik Nordin bin Yusro dan jajaran staf di bawahnya saja, tapi juga hadir dalam kesempatan tersebut perwakilan dari Jabatan Pendidikan Negeri Johor yang berjumlah tiga orang. Kegiatan pada hari itu terbagi menjadi dua, yaitu pertama sesi bincang dan tukar pikiran dengan jajaran pengelola dan tenaga pendidik sekolah setempat. Sedangkan pada sesi kedua, tim PKM berjumpa dengan perwakilan siswa. Dalam kedua sesi tersebut, topik pembahasan utama yang disampaikan adalah terkait sharing budaya Islam yang mayoritas diterapkan oleh kedua negara. Kegiatan yang berjalan secara dua arah tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk diperoleh saling pemahaman bersama terkait kehidupan keberagamaan di dua wilayah itu. Usai sesi perbincangan, kemudian kedua belah pihak saling bertukar cindera mata setelah sebelumnya tak lupa membahas terkait potensi-potensi kerja sama yang bisa dilakukan antara kedua institusi itu ke depan.
Kegiatan yang berlangsung sedari pagi hingga siang tersebut berlangsung lancar tanpa hambatan satu pun. Setelah sesi bicang selesai, tim PKM pun diajak berkeliling sekolah dan menyaksikan langsung proses pembelajaran di kelas. Layaknya sistem pendidikan asrama pada umumnya, keseluruhan kegiatan di SMA Parit Raja, baik yang dilaksanakan di dalam kelas maupun di luar kelas sangat kental dengan norma keislamannya.
Bincang Budaya Islam di Sekolah Menengah Islam Hidayah Pasirris
Pada hari kedua, tepatnya Jumat, (19/07/2024) tim PKM bertolak menuju institusi pendidikan kedua, yaitu Sekolah Menengah Islam Hidayah Pasirris yang juga bertempat di Batu Pahat Johor. Jika pada hari pertama lembaga yang dikunjungi adalah lembaga negeri di bawah pemerintah Malaysia, maka pada hari kedua ini lembaga yang dikunjungi adalah sekolah swasta yang berbasis Islam juga dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajarnya.
Jika pada sekolah pertama, model pembelajaran yang diterapkan cenderung sama dengan instansi pendidikan menengah keagamaan di Indonesia pada umumnya, pada sekolah kedua ini tampak sudah mengoptimalkan penggunaan teknologi dalam proses pembelajarannya. Maka dari itu, tak mengherankan jika siswa yang bersekolah di sekolah asrama ini secara otomatis akan mendapatkan satu perangkat Apple iPad untuk mendukung proses pembelajaran mereka selama kurang lebih enam tahun di sini. Tak hanya itu, dalam penjelasannya, Ustaz Abdul Majeed Zulkipli selaku Pengetua sekolah menjelaskan bahwa proses pembelajaran di sekolah ini telah menerapkan Professional Learning Community (PLC) yang menitikberatkan personal connection berbasis daring yang yang bisa terhubung dalam jejaring pembelajaran internasional.
Meski tampak begitu maju, Sekolah Menengah Islam Hidayah Pasirris masih menjunjung tinggi nilai-nilai kebersahajaan dan kesederhanaan dalam budaya pembelajaran, baik di dalam kelas maupun luar kelasnya. Hal ini tampak dari bagaimana penyambutan warga sekolah kepada tim PKM, seperti halnya sekolah asrama pada umumnya, adab keislaman masih tampak begitu kental.
Pada saat itu, tim PKM tak hanya disambut oleh jajaran pengelola sekolah, tapi turut menyambut pula perwakilan dari Pusat Pendidikan Hidayah (selaku yayasan yang menaungi empat jejaring sekolah Islam yang berkantor di Johor Bahru Malaysia). Seperti halnya pada kunjungan pertama, pada hari itu topik utama yang dibahas adalah masih seputar sharing budaya Islam antara dua negara. Meskipun bertopik sama, tapi fokus perbincangan menjadi cukup berbeda karena kekhasan sekolah ini yang telah mengoptimalkan pembelajaran berbasis teknologi. Pada hari itu kemudian ditemukanlah pemahaman bersama bahwa pemanfaatan teknologi yang tepat guna menjadi titik vital yang perlu ditekankan dalam pembelajaran Islam masa kini agar generasi muda Islam penerus peradaban tidak gagap terhadap pesatnya perkembangan teknologi dan bisa bersaing dalam kancah internasional. Seperti halnya kegiatan pada hari pertama, tak lupa juga kedua belah pihak membahas potensi-potensi kerja sama yang bisa dilakukan ke depan. Kegiatan yang dilaksanakan selama setengah hari itu kemudian diakhiri dengan sesi keliling kompleks sekolah.
Setidaknya dari kedua kunjungan di atas dapat diambil sebuah benang merah tentang keterkaitan budaya Islam dalam lanskap pelaksanaan pendidikan. Baik di Indonesia maupun Malaysia, pelaksanaan pendidikan yang berbasis budaya lokal ternyata masih relevan di tengah pesatnya perkembangan teknologi. Tidak menutup kemungkinan, harapannya kelak bisa dilaksanakan realisasi kegiatan yang lebih spesifik yang mengarah pada Tri Dharma perguruan tinggi dengan kedua instansi Pendidikan Islam di atas.
Usai dua kegiatan tersebut, tim PKM kemudian bersiap melaksanakan kegiatan selanjutnya, yaitu kunjungan pengabdian kepada kelompok masyarakat yang tergabung dalam Paguyuban Seni Budaya Setia Budi, kelompok kompang Parit Sumarto, dan beberapa tokoh masyarakat di Batu Pahat Johor Malaysia. Terkait berita kegiatan tersebut akan disampaikan terpisah dalam rilis bagian kedua.