FASYA-Senin, (30/08/2021)Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta menyambut kedatangan mahasiswa baru tahun akademik 2021 / 2022 dengan mengadakan Studium General yang mengangkat tema Tantangan Ekonomi Syariah di Era Digital.
Acara ini menghadirkan dua narasumber secara virtual. Narasumber pertama, yakni Prof. Mahfud Sholihin, S.E., M. Acc., Ph. D., selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM sekaligus Ketua Dewan Standar Akuntansi Syariah Ikatan Akuntan Indonesia (DSAS IAI). Sedangkan narasumber kedua, yakni M. Luthfi Hamidi, S. Ag., SE., MA., Ph. D selaku Ketua Program Studi Master of Arts (MA) in Economics Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII). Kuliah umum ini diikuti lebih dari 1.500 peserta yang hadir melalui Zoom Meeting dan channel YouTube FASYA.
Kegiatan ini dibuka dengan sambutan dari Dr. Ismail Yahya, S. Ag., M.A. selaku Dekan Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta. Selain menyampaikan selamat datang kepada 765 mahasiswa baru, beliau juga mengajak civitas akademika Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta untuk mewujudkan visi Fasya, yakni “Menjadi Fakultas terkemuka dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang Syariah, Hukum, dan Filantropi yang terintegrasi dengan kearifan lokal di level Asia Tenggara pada tahun 2034.”
Dr. Ismail juga mengungkapkan bahwa ada lima misi yang harus dicapai oleh Fakultas Syariah. Pertama, menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran berbasis kesatuan ilmu pengetahuan dan kearifan lokal untuk menghasilkan lulusan profesional, berdaya saing dan berbudi pekerti luhur. Kedua, meningkatkan kualitas penelitian untuk kepentingan Islam, ilmu dan masyarakat. Ketiga, menyelenggarakan pengabdian yang bermanfaat untuk pengembangan masyarakat. Keempat, mengembangkan kerjasama dalam pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan berbagai lembaga dalam skala lokal, nasional, dan internasional. Kelima, mewujudkan tata kelola kelembagaan profesional berstandar internasional.
“Saya mengajak mulai saat ini dan semester ini, kita bisa menggunakan dua bahasa, yakni Arab dan Inggris dalam pembelajaran di kelas. Kita menyosong Fakultas Syariah yang terkemuka di level Asia Tenggara pada tahun 2034. Dalam jangka panjang, pengembangan UIN Raden Mas Said Surakarta itu ada 5 fase kedepannya dan sudah dimulai dari 2016 hingga 2019,” tutur Dr. Ismail.
“Kita sudah berada di milestone ke dua. Tonggak kedua dari jangka waktu sampai 2034 menjadi World Class Islamic University, berarti 13 tahun lagi. Versi kedua 2020-2024 kita berada di tahap storming menuju apa itu Creative University. Bahasa Jawanya Tanggap kemudian empat, lima tahun berikutnya 2025, 2029, 2030 sampai 2034 mudah-mudahan tercapai,” ujarnya lagi.
Narasumber pertama, Prof. Mahfud Sholihin, SE., M. Acc., Ph. D., menyebutkan ada lima tantangan yang harus dihadapi oleh ekonomi syariah. Tantangan tersebut yakni cyber security, persaingan yang semakin ketat, pembangunan sumber daya manusia, ketersediaan akses internet yang memadai, dan regulasi yang belum mengikuti perkembangan zaman.
“Pada tahun 2020 / 2021, Indonesia berhasil masuk dalam 10 besar di semua kategori: makanan dan minuman halal, pariwisata ramah muslim, media dan rekreasi bertema Islam, obat dan kosmetik halal, modest fashion, dan keuangan syariah. Pada tahun 2019, Indonesia baru berhasil masuk 10 besar pada tiga kategori saja: Keuangan syariah, pariwisata ramah syariah, dan modest fashion,” ungkap Prof Mahfud.
M. Luthfi Hamidi, S. Ag., SE., MA., Ph. D., selaku narasumber kedua menjelaskan ada beberapa kemampuan yang perlu ditingkatkan, yakni penguasaan teknologi, memperbanyak personal development dengan mengikuti berbagai kursus, kemampuan Bahasa Arab dan Inggris secara aktif, kemampuan komputer yang mempunyai daya tawar, dan penggunaan media sosial yang bermanfaat. Beliau juga menekankan pentingnya indeks prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa di atas 3, karena beasiswa dan instansi yang merekrut sarjana biasanya mensyaratkan sarjana dengan IPK minimal 3,00.
Kedua narasumber, baik Prof. Mahfud Sholihin dan M. Luthfi Hamidi, S. Ag., SE., Ph.D sepakat bahwa diperlukan adanya peningkatan keterampilan berbahasa asing, penguasaan teknologi informasi dan komputer, kemampuan public speaking, serta leadership seperti aktif di organisasi kemahasiswaan. Hal ini menjadi komponen penting dan sangat bermanfaat dalam pengembangan profesi di masa yang akan datang.
Acara ini dipandu oleh MC dari HMPS HES dengan menggunakan tiga bahasa, yakni Arab, Inggris, dan Indonesia, serta dimoderatori oleh Nur Sholikin, S.H., M.H. Turut hadir pula jajaran dekanat Fakultas Syariah, para dosen dan tenaga kependidikan, perwakilan mahasiswa dan pengurus Himpunan Mahasiswa Prodi Hukum Ekonomi Syariah. (Muhammad Julijanto/ed.hh, afz).