Filantropi Islam: Relijiusitas, Kepercayaan, dan Minat Generasi Milenial

FASYA- (Senin 27/07/2020), Konsorsium Keilmuan Fakultas Syariah IAIN Surakarta kembali mengadakan Diskusi Dosen bulanan dengan konsep daring dan luring (dalam dan luar jaringan). Sebagian peserta hadir secara fisik di ruangan dengan tetap menjaga jarak sebagai konsekuensi dijalankannya protokol kesehatan selama pandemi Covid-19, sebagian lainnya mengikuti secara daring melalui aplikasi Zoom.

Diskusi dosen secara daring melalui aplikasi zoom

Bertindak sebagai pembicara adalah Putu Widhi Iswari, S.E., M.S.M. Berlatar belakang keilmuan manajemen, Widhi menyampaikan materi diskusi berjudul ‘Relijiusitas dan Kepercayaan Generasi Milenial terhadap Minat Filantropi Islam’. Berbeda dari umumnya diskusi dosen yang membahas hasil penelitian, Widhi memaparkan draft penelitian yang akan dilaksanakannya. Tujuannya tidak lain untuk mendapatkan masukan riil dari para peserta.

Suasana diskusi dosen secara luring

Sebagai dosen muda yang bergabung dengan prodi Mazawa pada awal 2019, Widhi mengarahkan penelitiannya pada studi filantropi Islam agar relevan langsung dengan prodi Mazawa dan berharap dapat memberi sumbangsih bagi pengayaan sudut pandang studi filantropi Islam. Kita semua tahu, filantropi di kalangan Muslim Indonesia seiring waktu mengalami perkembangan pesat. Makin menarik lagi saat angkatan generasi milenial di Indonesia menjadi komunitas yang dominan secara kuantitas, sementara tingginya tingkat relijiusitas masyarakat Muslim Indonesia tidak menunjukkan adanya penurunan sama sekali.

Melalui metode survei dan analisis data berbagai variabel, dalam hipotesa-hipotesanya Widhi menyampaikan bahwa: (1) tingkat religiusitas berpengaruh secara positif terhadap minat melakukan kegiatan filantropi Islam; (2) kepercayaan berpengaruh secara positif terhadap minat melakukan kegiatan filantropi Islam; dan (3) tingkat religiusitas dan kepercayaan secara bersama-sama berpengaruh secara positif terhadap minat melakukan kegiatan filantropi Islam.

Foto bersama diskusi dosen secara luring

Selalu ada pro dan kontra atas hipotesa-hipotesa penelitian. Keberhasilan penelitian ditentukan akurasi dan analisis atas data serta reliabilitas (dapat diandalkan atau tidaknya) metode yang digunakan selama penelitian. Tak terkecuali, seberapa adaptif seorang peneliti terhadap objek penelitiannya yang dinamis.

Tantangan penelitian ini terletak pada _gap_ atau jarak antara generasi milenial ‘awal’ yang lahir awal 1980-an dengan generasi milenial ‘akhir’ yang lahir di akhir 1990-an. Jarak usia 10 hingga 15 tahun dapat menjadi penentu utama keseluruhan konten penelitian ini. Mungkinkah dimunculkan pengecualian pada objek penelitian ini? Atau, penyebutan ‘milenial’ telah final sehingga berkontribusi bagi kelancaran penelitian ini. Patut ditunggu hasil penelitiannya. (afd)

Bagikan

Berita Terbaru

Informasi Terkait

FasyaTV