Keikutsertaan Mahasiswa HES di Konferensi BUAF

Fakultas Syariah IAIN Surakarta mengirimkan satu delegasi (EkaRiowati, Mahasiswa Hukum Ekonomi Syariah/HES) untuk mengikuti kegiatan ilmiah bertajuk The 2nd Borneo Undergraduate Academic Forum (BUAF) di UIN Antasari Banjarmasin (17-20 Juli 2017). Kegiatan ini merupakan kegiatan tahunan untuk mahasiswa tingkat strata satu (S1) baik mahasiswa Nasional maupun Internasional. Kali ini BUAF mengangkat tema Contemporary Islam in The Eyes of Young Researchers sebagai ajang diskusi peneliti muda dalam memandang Islam Kontemporer.

Bersama dua orang lainnya yaitu Puput Dwi Lestari dari Fakultas Usuluddin dan Dakwah, dan Putri Wulansari dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Eka mengikuti kegiatan ini setelah lolos seleksi abstrak. Bangga dan syukur, saya bisa mewakili IAIN Surakarta khususnya Fakultas Syariah untuk berdiskusi bersama para peneliti muda dari seluruh Indonesia dan juga Malaysia, tutur Eka.

img-20170731-wa0000

Terdapat sekitar 60 peserta sekaligus sebagai speaker dalama acara ini.Berbagai disiplin ilmu yang diteliti mulai dari pendidikan, teologi, ekonomi, hukum, dan lain sebagainya. Setiap peneliti berupaya mempertahankan argumen menjelaskan penelitiannya kepada peneliti lain. Diskusi semakin menarik pada sesi tanya jawab setiap konferensi.

Perjuangan yang luar biasa di lakukan oleh para peneliti muda untuk hadir ke acara ini. Salah satunya Fajar Yandadari IAIN Lhoksumawe.Fajar berangkat seorang diri dari Lhoksumawe sebagai perwakilan dari Aceh juga Sumatera.Begitu pula perjuangan
peserta dari Malaysia. Empat orang peneliti muda sebagai peserta dan satu orang Pembicara dari Malaysia berangkat dari Kuching-Malaysia ke Pontianak, kemudian dari Pontianak transit di Jakarta untuk selanjutnya menuju Banjarmasin. Mereka membutuhkan waktu sekitar lima belas jam untuk dapat sampai di Banjarmasin. Upaya yang luar biasa di lakukan para peneliti muda untuk memaparkan hasil penelitiannya.

Acara ini memacu para peneliti muda untuk terus meningkatkan kualitas dan kemampuan diri. Tidak hanya berbahasa Indonesia, para peneliti muda secara tidaklangsung di tuntut menguasai bahasa asing seperti bahasa Inggris dan Arab. Beberapa speaker yang berstatus mahasiswa itu menyampaikan presentasi penelitiannya menggunakan bahasa Inggris, begitu pula moderator. Ini mendorong speaker lain untuk terus belajar dan meningkatkan kemampuan berbahasa.

Keakraban dan kekeluargaan terbentuk di antara para peserta maupun panitia dan mahasiswa penyelenggara (UIN Antasari). Ini menimbulkan saling keterikatan sesama peneliti muda untuk terus saling mendukung dan bekerjasama dalam mengembangkan penelitian dan ilmu pengetahuan.Keberagaman yang ada di dalamnya secara tidak langsung memperkuat keanekaragaman dan rasa cinta tanah air (nasionalisme). Kegiatan seperti ini perlu terus mendapat dukungan penuh. Mayoritas peneliti muda dalam kegiatan ini masih berada pada semester tiga dan lima.

Perjalanan penelitian mereka masih sangat panjang di kampus. Dukungan dari perguruan tinggi sangat di butuhkan untuk meningkatkan kemampuan mereka. Tidak hanya dukungan materiil, namun juga immateriil seperti bimbingan dan arahan masih sangat dibutuhkan. Begitu pula dukungan untuk para peneliti muda di luar sana yang belum tergabung dalam kegiatan tersebut.

img-20170731-wa0001

Pembibitan-pembibitan perlu di lakukan untuk regenerasi dan keberlangsungan perkembangan penelitian serta ilmu pengetahuan.
Eka berharap, semoga ke depan banyak peneliti-peneliti muda lahir dari Fakultas Syariah.Karena dari event BUAF tahun ini terlihat bahwa minat mahasiswa dalam meneliti hukum-hukum Islam (Syariah) dan hukum masih sangat kurang.Ini tampak dari topik penelitian para penyaji yang didominasi pada bidang pendidikan dan dakwah.

(Sumber: ER)

Bagikan

Berita Terbaru

Berita Terkait

FasyaTV