Sukses Kelola Sampah di Masa Pandemi

Sukses Kelola Sampah di Masa Pandemi

Oleh: Dwiky Bagas Setyawan

Mahasiswa Prodi Hukum Keluarga Islam (HKI)

FASYA- Wabah virus corona belum berakhir, hingga saat ini obat atau vaksin penangkal pandemi Corona Virus Disease atau Covid-19 belum ditemukan para ahli pakar kesehatan. Upaya melakukan riset dan menemukan formulasi vaksin membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga berbagai ikhtiar dilakukan semua kalangan baik medis dan peneliti. Wabah virus ini telah memaksa untuk menghentikan perputaran roda ekonomi, politik, sosial dan gerakan masif penduduk.

Pemberhentian ini salah satu bentuk usaha pemerintah untuk memutuskan rantai persebaran virus corona, agar wabah ini segera berakhir. Masifnya penularan Covid-19 akibat interaksi sosial yang terjadi secara intens justru sering tidak disadari oleh masing-masing individu, sehingga perlu sosialisasi, edukasi, pembelajaran, pemahaman dan akhirnya membangun kesadaran. Termasuk melakukan edukasi tentang bagaimana melakukan kelola sampah yang baik kala pandemi.

Pandemi telah mengubah berbagai model interaksi sosial yang selama ini sudah lama berlaku. Misalnya dalam hal pengelolaan sampah selama pandemi kegiatan stay at home, study from home, work from home, praying at home memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan sampah mulai sampah organik dan sampah anorganik. Karena sampah selama ini dinilai sesuatu yang sangat susah dikendalikan, menjijikan dan membahayakan. Sehingga timbulah keresahan sampai sekarang ini karena menggunungnya sampah.

Kolaborasi Sukses Kelola Sampah

Namun penulis ingin berbagai pengalaman dalam kegiatan positif sukses mengelola sampah di tengah pandemi yang masih berlangsung. Pertama, berawal dari gagasan hasil rapat musyawarah Tri Wulan warga dusun di Desa Krapyak, Pakahan, Jogonalan, Klaten. Bahwasanya warga ingin mandiri tanpa selalu menggantungkan semuanya kepada pemerintah. Kedua, masyarakat ingin Konsep Ketahanan Pangan tidak hanya sebuah wacana belaka namun benar-benar diwujudkan dan diimplementasikan. Ketiga, dalam pengelolaan program sukses kelola sampah ini peran pemuda sangatlah vital.

Sebagai seorang mahasiswa akademisi sekaligus sebagai penulis di berbagai media milennial seperti ibtimes , facebook, instagram dan lain sebagainya, harus merespon cepat ide gagasan masyarakat ini. Namun program ini tidak hanya dijalankan oleh pemuda semata namun dibantu dari dosen UIN Sunan Kalijaga, RT/RW,  dan sejumlah mahasiswa di daerah wilayah desa Krapyak.

Dengan berbekal keyakinan dari buku Manajemen Proyek Konsep dan Implementasi, buku karangan Budi Santoso Dosen UGM kami dapat memulai program sukses kelola sampah dan sekaligus dapat membantu mengurangi jumlah sampah di wilayah Klaten.

Langkah Strategis Kelola Sampah

Langkah-langkah yang kita lakukan selama menjalankan program sukses kelola sampah adalah melakukan proses identifikasi dengan terjun langsung kelapangan. Yakni dengan mencari data jenis-jenis sampah, keluhan-keluhan masyarakat tehadap pengelolaan sampah. Dan memberikan tawaran apakah mau bergabung dalam bagian sukses pengelolaan sampah di Desa Krapyak, Pakahan, Jogonalan, Klaten. Kemudian dari hasil identifikasi tersebut dapat dirumuskan kegiatan atau program selanjutnya yang akan dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT. Strengths (kekuataan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman).

Strength (Kekuatan)

Maka dari analisis tersebut kami bisa melakukan langkah yang ditempuh selanjutnya yaitu memanfaatkan Strength (kekuatan), kekuatan dari internal maupun eksternal. Misalnya kekuatan internal yaitu dari data hasil identifikasi rumah ke rumah menunjukan bahwa warga mau ikut serta dalam mengelola sampahnya, bahkan ada yang sudah mengelola sampahnya sendiri. Sedangkan kekuatan eksternal, yakni dari luar kegiatan sukses kelola sampah ini didukung oleh pemerintah dan dinas lingkukan hidup.

Weaknesses (Kelemahan)

Langkah selanjutnya memanfaatkan Weaknesses (kelemahan) dari data hasil identifikasi kelemahan warga yaitu tidak mengetahui bagimana cara mengelola sampah yang baik dan benar, bahkan tidak mempunyai lahan untuk pengelolaan sampah. Maka dapat kita temukan bahwa kegiatan yang perlu dilakukan adalah memberikan sosialisasi dan edukasi di masyarakat, dengan tujuan agar masyarakat mendapatkan solusi.

Opportunities (Peluang)

Kemudian  memanfaatkan Opportunities (peluang). Dari hasil proses identifikasi peluangnya adalah program sukses kelola sampah ini ternyata mendapat sambutan yang begitu luar biasa. Yakni respon masyarakat dalam menyukseskan pengelolaan sampah sangat semangat sekali. Selain itu peluang dana program sukses kelola sampah ini dibantu dari dana aspirasi pemerintah daerah.

Threats (Ancaman)

Dan yang terakhir memanfaatkan Threats (ancaman). Ternyata dalam identifikasi ada ancaman yaitu ketua pemuda di desa kami tidak menyetujui program sukses kelola sampah ini. Namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat kami dalam mengelola program ini. Karena program ini hasil musyawarah bersama, jalan keluarnya adalah ketua RT/RW dapat melakukan komunikasi kepada ketua pemuda.

Solutif dengan Sosialisasi dan Edukasi

Dari hasil analisis SWOT kita dapat melakukan kegiatan sosialisasi dan edukasi di masyarakat terkati dalam pengelolaan sampah di tengah pandemi. Maka kami membuat pamflet yang isinya mari melakukan 5R yaitu Reduce, mengurangi pemakaian produk atau aktivitas yang menghasilkan sampah. Refuse, menolak suatu produk atau aktivitas yang menghasilkan sampah. Reuse, menggunakan kembali barang-barang yang masih bisa dipakai. Recycle, mendaur ulang barang bekas menjadi sesuatu yang lebih bernilai. Rot, melakukan pembusukan untuk sampah organik (kompos).

Selain itu pamflet berisi bagaimana membedakan antara sampah organik dan anorganik. Sampah organik adalah jenis sampah yang mudah membusuk misalnya: sisa makanan, sayuran, dedaunan dan lainnya. Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang laku dijual, sampah yang saat ini kami kelola, jenis sampahnya adalah: kertas, kardus, botol plastik, besi, botol berwarna, kaleng dan lainnya.

Setelah itu pamflet yang isinya memberikan edukasi pemahaman kepada masyarakat kita tempelkan tiap rumah. Dan dibarengi dengan memberikan karung (sak). Karena dalam pengelolaan sukses kelola sampah ini kami secara mandiri dan bantuan aspirasi dari pemerintah belum turun. Kemungkinan dana dialihkan untuk penangganan wabah virus korona. Maka dari itu inisiatif kita hasil sampah setiap 2 minggu sekali, sampah yang laku dijul (anorganik) nantinya juga akan kita gunakan 1/3 biaya oprasional. Dan 1/3 diinfakan untuk membantu saudara kita yang terkena virus korona 1/3 lagi digunakan untuk pembelian tempat sampah dan lainnya. Dalam melakukan sosialisai dan edukasi, kita tetap melakukan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah misalnya menggunakan masker, kaos tangan dan mencuci tangan.

Upaya dan Harapan untuk Kebaikan

Sebenarnya kita panitia sukses kelola sampah mempunyai agenda yaitu melakukan study banding ke Dukuh Gridih, Desa Kahuman, Kec. Polanharjo, Pusat Studi Lingkungan Universitas Gadjah Mada dan Dinas Lingkungan Hidup. Dengan tujuan untuk menimba ilmu dan melatih soft skill dalam pengelolaan sampah. Dikarenakan wabah belum berakhir maka kegiatan tersebut kita tunda dengan pertimbangan kita mengutamakan kemaslahatan kita bersama.

Maka demikian penulis hanya dapat mampu berbagi pengalaman sedikit mengenai program sukses kelola sampah. Kami rasa program ini belum begitu sempurna maka dari itu perlu dukungan, saran dan masukan dari berbagai pihak. Agar nantinya program ini berjalan dengan lancar dan mampu memberikan contoh baik di kalangan masyarakat, sekaligus menjadi wasilah dan amalan sholeh kita nanti. Semoga wabah virus corona ini segera berakhir. Yakni dengan kita mengimplementasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan, hidup akan menjadi lebih baik dan maju. Semoga kualitas dan kuantitas keimanan kita meningkat dan akan bernilai ibadah di sisi Allah serta mendapatkan balasan surga-Nya. Aamin.

*Artikel ini telah tayang di rahma.ID, Edisi 12 Oktober 2020 (dw)

 

Bagikan

Berita Terbaru

Berita Terkait

FasyaTV