Inspiratif, Kisah Sukses Indira Rahma “Aktif Organisasi Bukan Penghalang Raih Wisudawan Terbaik Tingkat Institut”

FASYA- Rabu (09/09/2020), Indira Rahma Annisa terpilih menjadi wisudawan terbaik tingkat Program Studi, Fakultas dan Institut pada wisuda ke 44 IAIN Surakarta. Ia lulus dengan predikat cumlaude dengan IPK 3,85.

Wanita cantik asal Desa Gledeg, Karanganom, Kabupaten Klaten ini berasal dari keluarga sederhana. Background pendidikan Indira sebelum kuliah adalah SMA Jurusan MIPA, hal inilah yang membuat ia merasa kurang percaya diri ketika awal masuk kuliah. Namun karena bantuan dari dosen maupun teman-temannya ia berhasil mengatasi hal itu.

Selain menjalankan proses kuliah dengan sebaik-baiknya, Indira juga aktif dalam berorganisasi. Awal mula perjalanan Indira adalah ketika ia masuk ke dalam organisasi eksternal kampus yaitu PMII Cabang Sukoharjo.

Semenjak dimotivasi oleh kalangan senior untuk berorganisasi, Indira lalu bergabung ke dalam HMJ Hukum Keluarga Islam pada tahun 2017 dan menjabat sebagai Ketua Divisi Advokasi.

Pada tahun 2018 ia menjadi Sekjend Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Syariah. Lalu pada tahun 2019 ia terpilih menjadi Ketua Himpunan Program Studi Hukum Keluarga Islam. Bagi Indira organisasi adalah tempat ia mengembangkan diri. Di organisasi ia belajar tentang kepemimpinan, manajemen waktu, kedisplinan, lobbiying, dan masih banyak lagi.

Ketekunan Indira dalam mengikuti perkuliahan membuahkan hasil manis. Ia berhasil mendapatkan beasiswa Bank Indonesia selama 2 kali berturut turut yaitu pada tahun 2018 dan 2019. Ia tergabung dalam komunitas beasiswa Bank Indonesia yaitu Generasi Baru Indonesia.

Di dalam komunitas itu ia menjabat sebagai Kepala Divisi Pendidikan Generasi Baru Indonesia Solo pada tahun 2019. Pada tahun 2020 ia menjabat sebagai Koordinator Komisariat (Korkom) GenBI Solo dan ia juga menjabat sebagai Sekretaris Umum Generasi Baru Indonesia Jawa Tengah pada periode 2020-2022.

Selain itu ia memperoleh kesempatan untuk berangkat ke Jakarta pada November tahun 2019 untuk mengikuti Leadership Camp Nasional (LCN) Generasi Baru Indonesia di Hotel Discovery Ancol selama 4 hari. LCN merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia untuk meningkatkan pengetahuan tentang kepemimpinan.

LCN diikuti oleh seluruh perwakilan penerima beasiswa Bank Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Indira memperoleh kesempatan emas itu dengan 5 orang lainnya sebagai delegasi dari Bank Indonesia KPw Solo.

Bagi Indira tantangan terbesar dalam perjalanan kuliahnya adalah menjaga kestabilan antara kuliah dan organisasi. Indira mengaku bahwa dalam perjalanan itu tak jarang antara kuliah dan organisasi saling bertabrakan, ia harus memilih satu dari dua hal itu.

Ia selalu memilih yang kebermanfaatannya lebih besar untuk sekitarnya. Indira juga sangat berterima kasih kepada dosen-dosen di Fakultas Syariah yang sudah mendukung ia dalam berorganisasi. Fokus, keseriusan, kerja keras dan manajemen waktu yang baik adalah kunci stabilnya kedua hal tersebut.

“Pada akhirnya, saya bisa membuktikan bahwa keaktifan di organisasi bukan alasan untuk lulus terlambat, segala sesuatu bisa mungkin terjadi apabila kita bersungguh sungguh dalam melakukannya,” ujarnya.

Selain berkontribusi di kampus, Indira juga berkontribusi di kampung halamannya. Ia mendirikan Komunitas Sinau Bareng sejak 4 tahun yang lalu. Komunitas Sinau Bareng adalah sebuah komunitas yang terdiri dari anak SD sampai SMA. Dalam komunitas itu Indira berperan menjadi pengajar.

“Di komunitas ini memang saya sebagai pengajar, namun di komunitas ini setiap anak bisa menjadi guru untuk anak lainnya. Jadi transfer ilmunya bukan hanya dari saya ke anak-anak namun juga anak-anak ke anak-anak. Kegiatan belajar-mengajar ini dilakukan setiap hari kecuali hari minggu. Saya melakukan proses belajar mengajar ini dengan sukarela tanpa meminta imbalan apapun,” terangnya.

Selain itu, Indira juga dalam proses merintis taman baca. Taman Baca ini ia rintis karena ia melihat bahwa minat baca anak-anak di desanya sangat minim. Taman baca tersebut ia namai Widya Anatar.

Widya berasal dari Bahasa Sansekerta yang berarti kebijaksanaan sedangkan Anatar dalam Bahasa Sansekerta berarti Ruang. Widya Anatar berarti ruang kebijaksanaan. Ia berharap ruang ini akan menjadi tempat dialektika ilmu pengetahuan yang akan mengantarkan setiap orang menemui kebijaksanaan atas ilmu yang telah mereka dapatkan.

Tentang skripsinya, ia mengambil skripsi yang berkaitan dengan kesetaraan gender yang dibimbing oleh Bapak Sulhani Hermawan, M.Ag. Berawal dari minatnya kepada mata kuliah Gender dan HAM yang diampu oleh Ibu Dr. Layyin Mahfiana, M.Hum ia kemudian mengambil judul skripsi tersebut.

Menyelesaikan skripsi dalam masa pandemi covid 19 adalah tantangan tersendiri. Pada saat itu semua perpustakaan tutup namun banyak jalan untuk menyelesaikan skripsi, selama kita mau berusaha Allah SWT akan selalu membantu kita di setiap langkah-langkah kita.

Pencapaian sebagai wisudawan terbaik tingkat institut tak lepas dari bimbingan, doa dan dukungan dari keluarga, teman-teman, dosen-dosen dan seluruh civitas akademika di IAIN Surakarta.

Ia juga percaya bahwa Law of Attraction selalu berada di sekitarnya, jadi ia senantiasa berusaha untuk menjaga pikirannya dalam keadaan positif. “Saya percaya bahwa Allah SWT selalu datang sesuai sangkaan saya kepadaNya, jadi sebisa mungkin saya selalu berprasangka baik kepadaNya,” ujarnya.

“Dibalik seluruh pecapaian saya, tentunya ada banyak kegagalan. Namun bagi saya kegagalan bukanlah keberhasilan yang tertunda. Tapi kegagalan adalah keberhasilan membuka pintu pembelajaran atas kesalahan-kesalahan yang telah saya lakukan. Semua kegagalan akan menghantarkan kita kepada kesuksesan jika kita bisa mengambil pengalaman dan ilmu dari kegagalan,” pungkasnya.

Motto hidup Indira adalah “hiduplah lebih lama dari usiamu dengan cara menyebar manfaat kepada sesama, karena semua manusia pasti mati tapi tak semua manusia meninggalkan arti”. (Indira/ Ed. dw)

Bagikan

Berita Terbaru

Berita Terkait

FasyaTV