Khataman Buku LSO LIRIK Edisi Ke-3: Kupas Buku Alvi Syahrin “Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-Apa”

FASYA- Sabtu, (10/07/2021) Lembaga Semi Otonom (LSO) Literasi, Riset dan Jurnalistik (LIRIK) mengadakan kegiatan Khataman Buku untuk yang ketiga kalinya. Kegiatan Khataman Buku ini merupakan program kerja dari divisi literasi. Khataman buku kali ini dikisahkan oleh Siti Wahidah (Mahasiswi HES) yang dimoderatori oleh Siti Ariska Nurjannah (Mahasiswi HKI), yang dilaksanakan melalui Goggle Meet. Adapun judul buku yang dikisahkan oleh Siti Wahidah adalah “Jika kita tak pernah jadi apa-apa’’ Karya Alvi Syahrin.

Pengisah menjelaskan beberapa cerita di buku ini. Ada satu cerita yang menurut pengisah adalah cerita yang paling menarik. Cerita itu tentang seseorang yang merasa bahwa hidupnya tidak sesuai dengan apa yang diinginkannya. Bermula dari bangku perkuliahan yang tidak sesuai dengan fun-nya.

Kemudian di dunia kerja juga tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Berbeda dengan orang pada umumnya yang biasanya akan berhenti di titik tersebut. Orang ini tetap menjalani apa yang sudah terjadi di dalam hidupnya, dan berusaha untuk tetap menjadi dirinya sendiri, meskipun yang sedang ia jalani tidak sesuai dengan keinginannya. Dan terbukti setelah menekuni dunia perkuliahan dan pekerjaannya selama ini, orang ini dapat menikmati hasil jerih payahnya. Dan tentunya ia mendapatkan banyak hikmah dari perjalanan hiduonya sendiri.

Keunikan dari cerita ini adalah kegigihan orang tersebut untuk tetap melakukan hal-hal yang tidak ia sukai dengan sepenuh hati. Ini lah yang membuat pembaca menjadi penasaran tentang perjalanan cerita ini. Di buku “ Jika kita tak pernah jadi apa-apa ’’ juga dijelaskan perjalanan orang ini selama ia menjalani kehidupan. Di sini pengisah juga memberikan kesempatan kepada para peserta Khataman buku untuk menyampaikan imajinasi-imajinasinya tentang perjalanan kehidupan orang ini.

Pengisah memilih buku “ Jika kita tak pernah jadi apa-apa ” karya Alvi Syahrin karena dianggap sesuai dengan keadaan para mahasiswa sekarang. Yang kebanyakan merasa salah mengambil jurusan atau salah mengambil langkah hidup. Kebanyakan dari mahasiswa ini merasa putus asa dan beranggapan sudah tidak memiliki masa depan lagi.

Dengan harapan banyak mahasiswa yang membaca buku ini semakin terketuk pintu hati dan pikirannya untuk tidak menyerah dan berhenti di tengah jalan. Karena pada dasarnya apapun resiko dari keputusan yang kita ambil di tempo hari, itu merupakan sebuah tanggungjawab kepada diri kita sendiri.

Dari buku “Jika kita tak menjadi apa-apa” kita mengambil banyak pelajaran diantaranya tetaplah berjuang untuk hidup, meskipun apa yang kamu inginkan tidak sesuai dengan takdir di lapangan. Berlapanglah dada, dan tetap semangat untuk hidup di esok hari. (LSO LIRIK/ed.afz)

Bagikan

Berita Terbaru

Berita Terkait

FasyaTV