Mengukur Arah Kiblat Melalui Smartphone

FASYA-Senin, 19/08/2018 hingga Sabtu 23/08/2019, mahasiswa Fakultas Syariah jurusan Hukum Ekonomi Syariah (HES), Hukum Keluarga Islam (HKI) dan Hukum Pidana Islam (HPI) semester V (lima) mengikuti praktikum pengukuran arah kiblat.

Praktikum dibagi dalam 6 (enam) sesi selama 6 (enam) hari dan dilaksanakan di sebelah gedung Fakultas Syariah kemudian berlanjut di perpustakaan Fakultas Syariah.

Andi Mardian, Lc., MA. selaku kepala Laboratorium Fakultas Syariah mengatakan, “praktikum ini bertujuan untuk membekali mahasiswa fakultas Syariah dalam bidang astronomi Islam.”

Fairuz Sabiq, M.SI. menjelaskan pengukuran arah kiblat dengan theodolit dan istiwa ‘ain

Lebih lanjut Andi menegaskan bahwa, “jikalau ada musholla atau masjid di sekitar kita yang masih belum sesuai posisi ke arah kiblat, diharapkan mahasiswa mampu untuk memberikan edukasi dan pembenaran shaf shalatnya kepada takmir masjid atau musholla tersebut”.

Fairuz Sabiq, M.SI. dosen Fakultas Syariah dan juga saat ini sedang menempuh S3 dibidang ilmu falak hadir mendampingi praktikum kali ini. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengukur arah kiblat, diantaranya yaitu dengan kompas, theodolit, bayangan matahari, istiwa ‘ain dan Google Earth.

Mengukur dengan kompas, theodolit dan bayangan matahari, terlebih dahulu harus menghitung posisi lintang bujur tempat yang dihitung. Sedangkan istiwa ‘ain dan google earth, pengukurannya lebih simple dan mudah.

Mahasiswa praktik langsung dengan theodolit dan melalui smartphone

Dengan google earth, setelah terinstall di komputer, cari masjid atau tempat yang akan diukur. Setelah ketemu, beri tanda kemudian beri garis dan dihubungkan ke arah kiblat. Dari situ akan terlihat, pas tidaknya posisi masjid ke arah kiblat.

Tak hanya melalui software, melalui aplikasi smartphone juga bisa dilakukan pengukuran arah kiblat, terang Sabiq. Carannya pun tak jauh berbeda dengan pengukuran melalui software. Namun, walaupun hanya melalui genggaman tangan dapat mengukur arah kiblat, pengukuran tak cukup dengan google earth saja, harus juga dengan cara yang lain supaya bisa lebih akurat, tegas Sabiq. –af-

Bagikan

Berita Terbaru

Berita Terkait

FasyaTV