Raih Predikat Lulusan Terbaik Prodi Hukum Ekonomi Syariah, Shelvi Indriani: Selamanya Saya Akan Belajar, dan Selamanya Jadi Pelajar

FASYA-Menjadi lulusan terbaik prodi Hukum Ekonomi Syariah pada Wisuda ke-50 Rabu, (13/07/2022) dengan IPK 3,78 dan masa studi 3 tahun 9 bulan, sekaligus menjadi satu-satunya wisudawan di kelas HES J angkatan 2018 tidak menjadikan perempuan 21 tahun ini cepat puas. Shelvi begitu panggilan akrabnya, selalu menaruh persepsi bahwa semua tempat adalah madrasah (sekolah) dan semua orang adalah guru. Maka baginya, belajar adalah sebuah kebutuhan yang akan terus ia butuhkan sepanjang hayat.

“Selamanya saya akan belajar, dan selamanya jadi pelajar,” begitu prolognya pada kesempatan ini.

Perasaan minder sempat ia rasakan di awal perkuliahan, perkenalan singkat dari rekan satu kelas yang notabenenya lulusan Madrasah Aliyah, Pondok Pesantren, atau yayasan Islam membuat nyali petarungnya seketika ciut. Tapi bukan Shelvi namanya jika menyerah begitu saja, dari fakta itulah alumni siswa akuntansi itu membuktikan bahwa ia mampu bersaing dengan rekannya yang tentu saja telah cukup bekal untuk menimba ilmu di perguruan tinggi Islam.
Hari-hari perkuliahannya ia habiskan dengan aktif bertanya, berdiskusi, mengikuti seminar, membaca buku, berorganisasi, dan satu lagi yakni bekerja paruh waktu (part time). Wisudawan penerima beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) dua tahun berturut-turut ini mengaku, menjadi seorang perantau menuntutnya untuk hidup mandiri tidak bergantung pada orang lain.

“Awal perkuliahan saya sempat berjualan online, namun mengetahui itu bukan passion saya, akhirnya saya banting stir menjadi tutor privat student dari semester 3 hingga sekarang,” imbuh Shelvi.

Kerap digelari mahasiswa ambis oleh rekannya, namun ia tepis begitu saja. Baginya, ambisius adalah orang yang hanya fokus pada satu tujuan saja dan tidak memedulikan orang lain, namun peraih Juara 1 Esai Pekan Syariah Tahun 2021 dan 2022 ini pun adalah orang dengan banyak tujuan hidup. Baginya lulus adalah prioritas, namun masa depan perlu dipersiapkan, dan relasi perlu diluaskan.

“Saya bukan lulus cepat, tapi lulus di waktu yang tepat, untuk predikat ini bonus 8 semester saya. Kalau saya ambis tidak akan mungkin saya ikut memikirkan nasib teman-teman saya, tidak akan mungkin pula saya magang sana-sini dan kerja yang justru membuat saya capek. Khoirunnas anfa’uhum Linnas, sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk manusia lain. Prinsip ini pula yang saya pegang.”

Ketika ditanya apa tips dan trik-nya, wisudawan satu ini hanya menjawab niat dan cinta. Jika semua telah diniatkan maka secara alami tubuh dan pikiran akan merancang seluruh program menuju keberhasilan. Adapun yang dimaksud dengan cinta adalah rasa kecintaannya dengan keluarga, karena menurutnya keluarga adalah sumber kekuatan dan alasannya untuk terus berjuang. Cinta pula yang membuat ia senantiasa bersemangat untuk menyelesaikan semua tahapan hidup. Termasuk apa yang ia dapatkan saat ini, yakni menjadi staff HRD disalah satu perusahaan FnB di Solo, merupakan petikan hasil dari cintanya selama ini.

“Cinta yang dimaksud adalah cinta terhadap ilmu, cinta pada proses, cinta pada orang-orang yang mencintai kita. Maka semua energi positif itu akan terkumpul dan membuat kita bisa menuntaskan segalanya. Yakinlah semua bisa dilalui, karena Allah tidak akan menguji hambanya di luar batas kemampuannya,” epilog Shelvi untuk mengakhiri dialog kesempatan ini. (Shelvi Indriani/Ed.afz/SINPUH)

Bagikan

Berita Terbaru

Berita Terkait

FasyaTV