Kunci Sukses Mulki Arifina, Santri Yang Menjadi Wisudawan Terbaik Prodi Hukum Keluarga Islam

FASYA-Rabu (10/03/2021), Mulki Arifina terpilih menjadi wisudawan tebaik pada Program Studi Hukum Keluarga Islam. Wanita cantik asal Kebumen ini lulus dengan predikat Cumlaude dengan IPK 3.70.

Kepada tim redaksi, Ia menceritakan kunci suksesnya hingga menjadi wisudawan terbaik pada prodi HKI di wisuda ke-46 IAIN Surakarta.

“Dulunya saya berasal dari lulusan SMK VIP AL HUDA jurusan keperawatan dan saya berencana untuk melanjutkan kedokteran tetapi karena lewat jalur SBMPTN tidak diterima maka saya putuskan tidak kuliah dan melanjutkan di pondok pesantren,” cerita Mulki.

Awal datang di kota Solo, Mulki bertujuan untuk mondok di PPTQ (Pondok Pesantren Tahfidz Wa Ta’limil Qur’an) di Masjid Agung Surakarta.

“Setelah setahun saya di pondok, orang tua menyuruh saya untuk kuliah, akhirnya saya kuliah di IAIN Surakarta pada Prodi Hukum Kelurga Islam,” ungkapnya.

“Awal kuliah saya hanya sekedar ikut-ikutan di kelas dan ternyata mata kuliahnya itu hampir sama dengan pembelajaran di sekolah saat dulu di SMK, maklum saja SMK VIP (Versi Ilmu Pesantren) dan berada di bawah yayasan pondok. Dari situ saya mulai nyaman mengikuti mata kuliah sehingga seiring berjalannya waktu saya termasuk aktif di kelas,” terang Mulki.

Cerita Mulki unik dan berbeda dari yang lainnya, mahasiswa lain menceritakan keunggulan dan prestasi mereka di organisasi kampus, sementara Ia menceritakan pengalamannya sebagai santri sekaligus mahasiswi kampus.

“Kegiatan saya di pondok lumayan padat bersamaan dengan kuliah, bisa dikatakan siang saya sibuk di kampus dan malam saya  mengaji di pondok belum lagi nanti kalau ada tugas bisa sampai begadang. Jadi harus pintar membagi waktu antara kampus dan pondok ditambah lagi jarak kampus dan pondok cukup jauh,” ceritanya.

Mulki juga menceritakan strateginya dalam membagi waktu selama di pondok dan juga mengerjakan tugas kuliahnya.

“Di pondok penggunaan HP sangat terbatas karena maghrib harus dikumpulkan di kamar pengurus dan dibagi lagi ketika pagi hari, sehingga harus pintar memilah waktu untuk mengerjakan tugas. Karena kesibukan antara pondok dan kampus sehingga saya tidak ikut kegiatan organisasi di kampus, mungkin sebagian orang memandang kurang bisa memanfaatkan kesempatan tapi bagi saya bisa setara antara mengaji dan belajar di kampus itu sudah cukup luar biasa,” ungkapnya.

Tentang skripsinya, ia mengambil skripsi yang super unik dan fenomenal yakni bertema tentang “Obat Kuat Sebagai Kesejahteraan Keluarga”.

Awal dapat ide itu ketika Bahtsul Masail diadakan di serambi Masjid Agung Surakarta yang diadakan oleh majlis Raudhotul Muhibbin di bawah pimpinan Gus Ahmad Mustain Nasoha, SH,.MH.

Dengan salah satu permasalahan tentang Hukum Obat Kuat. Dari sinilah Mulki membahas analisis Keputusan Bahtsul Masail, dengan menjadikan Gus Mustain menjadi narasumber.

“Sebelum mengerjakan skripsi, saya meminta restu pada orang tua dan guru-guru saya terlebih dahulu, maupun kepada para Habaib di daerah solo saat kebetulan sowan. Dan terbukti ridho orang tua dan guru sangat memepengaruhi hasil, bukan hanya sekedar usaha diri sendiri,” terang Mulki.

Iapun kaget dan hampir tidak percaya saat diumumkan menjadi wisudawan terbaik dari Prodi Hukum Keluarga Islam.

“Seketika mendapat pengumuman menjadi wisudawan terbaik prodi HKI saya kaget, karena saya merasa bahwa skripsi saya bukanlah apa-apa tanpa barakah dari Al-Qur’an, shalawat dan doa restu dari orang tua, para guru serta orang-orang alim,” terangnya.

Berbeda dari wisudawan lain yang merasakan pahit manis skripsi dengan persiapan yang sangat luar biasa, Mulki sempat insecure dengan skripsi yang serba mepet, sehingga Ia tidak pernah berfikir untuk menjadi yang terbaik.

Iapun berbagi tips dan kunci kesuksesannya selama mengerjakan skripsi.

“Menurut saya yang terpenting dari skripsi selain berusaha itu adalah doa restu dan bershalawat, dengan seketika jalan menuju kesuksesan akan terbuka, tinggal kamu berjalan sesuai keinginannmu. Pokoknya apapun kemauan dan keinginannmu asalkan shalawat Insya Allah semuanya lancar, karena shalawat itu amalan yang langsung diterima oleh Allah dan serahkan semua hasil di tangan Allah SWT,” pungkasnya. (Mulki/ Ed. dw)

Bagikan

Berita Terbaru

Berita Terkait

FasyaTV