FASYA- Senin (01/02/2021), Alfina Sauqi Anwar salah satu alumni Fakultas Syariah IAIN Surakarta prodi Hukum Keluarga Islam (HKI) lolos seleksi CPNS di Mahkamah Agung.
Mahasiswi angkatan 2015 ini mengikuti prosesi wisuda pada April 2019. Saat itu, ia mendapat tiga penghargaan sekaligus yaitu tercatat sebagai wisudawati terbaik tingkat Prodi HKI yang berpredikat cumlaude dengan IPK 3,70, wisudawati tercepat terbaik Fakultas Syariah dengan masa studi 3 tahun 5 bulan, dan wisudawati dengan predikat skripsi terbaik tingkat Fakultas Syariah tahun 2019 dengan nilai 90,75 (A+).
Kepada tim redaksi, Alfina berbagi pengalaman tentang strategi yang dilakukan dalam proses seleksi CPNS hingga akhirnya ia dinyatakan lolos formasi Analisis Perkara Peradilan Mahkamah Agung kategori umum.
Setelah lulus di bulan April 2019, ia memutuskan untuk melanjutkan studi S2 di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tidak lama setelah itu ia mencoba untuk mendaftar CPNS Mahkamah Agung pada formasi Analisis Perkara Peradilan.
“Saya tertarik untuk mendaftar CPNS Mahkamah Agung formasi Analisis Perkara Peradilan. Sempat ada rasa pesimis karena ternyata peminat formasi tersebut mencapai 19.000 lebih. Bukan angka yang sedikit, namun karena saingannya sebanyak itu, mendorong saya untuk semangat bersaing untuk bisa lolos CPNS 2019,” tuturnya.
Iapun menceritakan apa saja strategi yang dilakukan untuk bisa lolos CPNS di Mahkamah Agung.
“Saya mulai belajar latihan berbagai soal SKD (Seleksi Kemampuan Dasar) CPNS sekitar bulan November. Berbagai cara saya lakukan, mulai dari beli buku latihan soal SKD CPNS, mendownload beberapa bank soal latihan SKD yang ditawarkan berbagai media secara online, sampai dengan belajar melalui youtube,” terangnya.
Pada bulan Februari 2020, Alfina mengikuti ujian SKD CPNS di Yogyakarta. Hasil ujian ini, Ia mendapat peringkat ke-5 saat itu.
Tidak lama kemudian Ia dinyatakan lolos ujian SKD dan bisa mengikuti tahapan ujian selanjutnya, yaitu SKB (Seleksi Kemampuan Bidang).
Jumlah peserta ujian formasi Analisis Perkara Peradilan yang dapat mengikuti ujian SKB sekitar 700an peserta dan kuota yang disediakan Mahkamah Agung hanya berjumlah sekitar 260an.
“Sempat berfikir waktu belajar untuk mempelajari materi SKB hanya sebentar karena ujian SKB harus dilangsungkan pada bulan Maret, namun ternyata pandemi terjadi sehingga pelaksanaan ujian SKB diundur berbulan-bulan. Adanya pandemi ini menjadi peluang besar bagi saya untuk mempelajari materi SKB,” cerita Alfina.
Hingga akhirnya hari ujian SKB tiba dengan mematuhi segala protokol kesehatan yang ketat. Ujian dilaksanakan dengan wajib menggunakan masker, face shield dan sarung tangan.
Setelah ujian SKB, Iapun dinyatakan lolos seleksi SKB dan harus melaksanakan proses pemberkasan dan kemudian dinyatakan lolos pemberkasan. Kemudian bulan Februari 2021 sudah wajib menjalankan tugas di satuan kerja yang sudah ditentukan. Iapun ditempatkan di Pengadilan Tinggi Yogyakarta.
Iapun mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas kesuksesannya dan tak lupa mengucapkan terima kasih kepada para dosen Fakultas Syariah atas ilmu dan bimbingannya selama ini.
“Alhamdulillah dengan dinyatakan lolos CPNS 2019 ini, saya bersyukur dan mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada para dosen fakultas syariah yang telah membimbing dan mengajarkan banyak pelajaran selama ini,” pungkasnya.
Tidak lupa pula Ia juga memberikan pesan untuk adik-adik mahasiswa Fakultas Syariah, semoga pengalaman ini bisa menjadi motivasi untuk kedepannya. Tetap semangat untuk terus meraih mimpi dan terus belajar dimanapun dan kapanpun. Semoga kita semua selalu diberi kemudahan dan kesuksesan. Aamiin. (khairunnisa)